BAGHDAD (Arrahmah.com) – Kementrian Pertahanan Irak mengabaikan perubahan rencana penarikan mundur pasukan AS meskipun ada kekhawatiran meningkatnya serangan dari al Qaeda yang menjadikan angkatan keamanan mereka sebagai sasaran.
Dalam wawancaranya dengan AFP pada Jumat (17/3), Juru Bicara Kementerian Pertahanan Irak, Mohammed al-Askari, memperingatkan bahwa “Al-Qaeda mencoba memperoleh kekuatan lewat berbagai macam operasi teroris kembali bertujuan untuk membuktikan keberadaan dan meningkatkan semangat mereka menghadapi penarikan pasukan AS dari berbagai kota di Irak.”
Askari mengatakan keberadaan militer AS yang diperlama di Irak secara paradoksal akan menguntungkan al-Qaeda yang secara tidak langsung memberi banyak alasan bagi al-Qaeda untuk membenarkan aksi-aksi mereka.
“Akan menjadi keuntungan bagi al-Qaeda jika pasukan AS tinggal di Irak, karena hal tersebut akan menjadi pembenaran bagi aksi penculikan, pemboman, dan pembunuhan mereka,” katanya.
Di bawah perjanjian keamanan AS-Irak yang ditandatangi November tahun lalu, 140.000 personil pasukan AS yang sekarang ditempatkan di Irak harus meninggalkan semua kota menjelang 30 Juni dan sepenuhnya dari Irak menjelang akhir 2011.
Ucapan tersebut muncul sesudah hampir 11 hari peningkatan tajam ledakan dan serangan bom di beberapa kota besar di Irak, dengan Baghdad sebagai sasaran utama.
Bersamaan dengan itu, Jumat (17/4) pagi, tiga mortar mendarat di perumahan di pinggiran kota Baghdad, menewaskan tiga orang dan mencederai sejumlah orang lainnya.
Puluhan tentara Irak juga dibunuh pada Kamis (16/4) ketika sebuah bom meledak di halaman tertutup basis militer yang dijaga ketat di Habbaniyah, sebelah barat Baghdad.
Pada Rabu (15/4), sebuah bom mobil meledak dan mengenai konvoi polisi di sebelah utara kota Kirkuk. (Althaf/ptv/arrahmah.com)