TEHERAN (Arrahmah.com) – Korban tewas dari coronavirus yang mematikan naik menjadi 18 di Iran pada hari Minggu (23/2/2020), Al Arabiya mengutip sumber-sumber Iran.
Pemerintah Iran mengkonfirmasi dua kematian lagi pada hari Minggu (23/2), sehingga totalnya menjadi delapan, tetapi sumber-sumber Al Arabiya secara resmi menyebutkan angka 18 dan kemudian “lebih dari angka 15”. Pada hari yang sama (23/2), outlet media Internasional Iran juga memasukkan angka 18 di halaman Twitter-nya.
Negara ini adalah yang pertama di Timur Tengah tempat orang meninggal akibat virus corona yang mematikan, yang dimulai di kota Wuhan di Cina dan terus menyebar ke seluruh dunia.
Pada hari Sabtu (22/2), Teheran telah melaporkan enam kematian, dengan 28 orang terinfeksi, tetapi pada hari Minggu (23/2) jumlahnya jauh lebih tinggi.
Wabah dilaporkan dimulai di kota suci Syiah Qom, Iran tengah, dengan dua orang lanjut usia meninggal akibat virus pada hari Rabu (19/2).
Pemerintah telah menanggapi dengan menutup sekolah-sekolah di Qom dan memberlakukan pembatasan perjalanan pada warga, tetapi banyak warga Iran telah memprotes apa yang mereka lihat sebagai tanggapan yang tidak kompeten di tengah pemilihan parlemen yang dirusak oleh jumlah pemilih yang rendah.
Protes terhadap penanganan wabah pemerintah Iran pecah di kota utara Talash, menurut rekaman video pada hari Minggu pagi (23/2).
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan Rumah Sakit Noorani negara Talesh di Provinsi Gilan, Iran utara, pada Sabtu malam (22/2).
Video yang dibagikan secara online juga menunjukkan pasukan keamanan Iran menembakkan gas air mata pada para pengunjuk rasa. (Althaf/arrahmah.com)