YERUSALEM (Arrahmah.com) – Sedikitnya tiga warga Palestina telah terbunuh, menurut laporan media setempat, dan ratusan lainnya terluka di tengah demonstrasi massa menentang tindakan pengamanan oleh otoritas Zionis yang diterapkan di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Dalam insiden pertama, seorang pemukim ilegal ekstrimis Yahudi membunuh seorang remaja Palestina berusia 18 tahun di lingkungan Ras Al-amud di Yerusalem timur yang diduduki, menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir Al Jazeera pada Jum’at (21/7/2017).
Kematian Muhammad Mahmoud Sahraf telah dikonfirmasi oleh keamanan “Israel” dan Bulan Sabit Merah Palestina.
Warga Palestina kedua juga dipastikan terbunuh oleh tembakan langsung saat demonstrasi digelar yang dilanjutkan dengan sholat Jum’at, ujar pejabat rumah sakit di Yerusalem, mengatakan kepada kantor berita AP.
Otoritas Palestina juga melaporkan bahwa korban ketiga gugur dalam bentrokan dengan pasukan “Israel” di Tepi Barat.
Dua korban tewas tersebut diidentifikasi sebagai Muhammad Mahmoud Khalaf dan Muhammad Hasan Abu Ghanam.
Polisi Zionis juga menembakkan peluru tajam, gas air mata dan peluru karet ke arah warga Palestina yang menggelar aksi protes atas tindakan “Israel” terhadap Al-Aqsha, termasuk pembatasan memasuki Masjid Al-Aqsha untuk pria Muslim berusia di bawah 50 tahun serta pemasangan detektor logam.
Dalam satu peristiwa, seorang tentara Zionis yang membawa senjata api, menendang seorang jamaah yang tidak bersenjata saat ia sedang melaksanakan sholat.
Protes datang seminggu setelah tembakan mematikan di Yerusalem timur yang diduduki yang memicu ketegangan.
Aksi unjuk rasa dimulai setelah sholat Jum’at yang berlangsung sekitar setengah hari.
Pada akhir sholat Isya, bentrokan meletus lagi dengan pasukan Zionis yang menembaki granat setrum ke arah kerumunan, ujar laporan Al Jazeera.
Sedikitnya 140 warga Palestina terluka di Yerusalem timur dan Tepi Barat yang diduduki, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.
Sebelumnya di hari itu, polisi Zionis mengepung lingkungan Arab Yerusalem, terutama di dan sekitar Kota Tua di mana tempat suci tersebut berada.
Sedikitnya 3.000 unit polisi dan polisi perbatasan “Israel” telah dikerahkan ke daerah tersebut.
Keamanan “Israel” mengklaim bahwa polisi “Israel” akan memutuskan kapan harus menghapus detektor logam dan hambatan yang dipasang di kompleks tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)