JAKARTA (Arrahmah.com) – Pasca adanya gerakan 212, akun-akun facebook dan Instagram yang berhubungan dengan Habib Muhammad Rizieq di banned.
Puncak dari persoalan ini adalah saat beberapa hari yang lalu akun Instagram Habib Bahar yang jumlah followernya mencapai setengah juta di banned oleh Instagram.
Akhirnya, Habib Bahar, ditemani Habib Hanif dan Habib Novel Bamukmin, mendatangi kantor Instagram di gedung perkantoran Capital Place, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Senin (19/11/2018).
Kedatangan mereka untuk bertemu dengan pihak Instagram demi mencari keadilan terkait akun Instagram miliknya yang diblokir.
Habib Bahar kemudian diterima oleh Kartika Puspitasari yang mengaku perwakilan dari instagram. Mereka kemudian melakukan dialog di sebuah ruangan.
Dalam dialog itu, Habib Bahar menyampaikan bahwa ada ketidakadilan yang dilakukan oleh Instagram karena akun miliknya yang tidak ada konten radikal dan melanggar aturan, tapi dihapus tanpa sebab.
Sementara, ujarnya, akun-akun yang berisikan konten negatif seperti menghina Habib Rizieq Syihab dan melecehkan agama Islam, tidak dihapus. Ia meminta penjelasan terkait hal tersebut kepada Instagram.
“Kalau memang akun-akun kami dihapus enggak apa-apa, tapi kenapa ketika ada akun-akun yang menghina ulama, menghina Islam, dan menghina agama dan berkali-kali di-report, kok enggak dihapus, kok enggak dinonaktifkan, kok enggak ditumbangkan. Ada apa ini?” tandas Habib Bahar.
Ia kemudian menuturkan awal mula akun Instagramnya mulai dihapus atau dinonaktifkan.Saat itu dia sedang melakukan siaran langsung (live) di Instagram dengan jumlah penonton mencapai 18 ribu orang.
Namun, usai siaran langsung akun dia tiba-tiba hilang atau tidak bisa gunakan. Padahal, ia mengaku dalam siaran itu dia menjawab pertanyaan masyarakat soal agama.
“Dalam live itu ada yang tanya soal agama saya jawab, bahkan sampai ada yang bertanya, Bib saya dukung Jokowi, oh iya silakan, saya bilang. Tidak ada sesi caci maki dalam live tersebut, setelah selesai live hilang akunnya. Berkali-kali sudah ajukan banding, sampai sekarang juga tetap mati,” terangnya.
Habib Bahar juga mengatakan agar pihak instagram bisa bersikap adil.
“Kalau mau hapus silakan enggak apa-apa, kami enggak peduli. Satu akun kalian hapus, kami bikin 1.000 akun untuk meperjuangkan Islam. Harus adil, harus berada di tengah. Nggak boleh ke kanan, enggak boleh ke kiri, jangan tumpul ke atas tajam dan ke bawah. Hukum itu harus tajam ke atas, ya tajem yang di bawah,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Habib Hanif. Ia mengatakan bahwa akun miliknya hilang pada tiga pekan lalu setelah melakukan rapat bersama dengan Menkopolhukam Wiranto.
Bahkan dia menyebut setiap meng-upload foto dia, Habib Bahar dan Habib Rizieq di Instagram, selalu dihapus secara otomatis. Padahal ia juga mengaku tidak meng-upload konten negatif dan melanggar aturan.
“Sekitar 3 minggu lalu, sekitar 2 November 2018, siangnya saya dialog dengan Pak Wiranto, sekitar 3 jam dengan Wakapolri juga, dirjen-dirjen kementerian, saya cukup vokal dalam dialog itu. Entah kenapa tiba-tiba besoknya akun saya hilang begitu, besoknya setiap ada upload muka saya, langsung dihapus. Ada apa?” tanyanya.
Kartika Puspitasari dari pihak Instagram menyatakan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh Habib Bahar dan Habib Hanif atas hilangnya akun Instagram milik mereka.
Ia mengatakan akan segera menindaklanjuti aspirasi tersebut bagian yang terkait.
“Karena memang kalau bicaranya sistem saya sendiri harus ricek juga, kenapa hal ini bisa terjadi, dan menimbulkan ketikdaknyamanan kepada Bapak secara pribadi, bagi umat secara garis besarnya. Jadi tentunya akan segera saya tindak lanjuti, dari saya kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” kata Kartika.
Merespons hal tersebut, Habib Bahar kemudian meminta akun dia dan ulama yang telah dinonaktifkan agar dinormalkan kembali. Namun, apabila tidak bisa, ia tidak mempersoalkanya. Sementara Habib Hanif meminta kejelasan waktu terkait hasil pengaduan dari pihaknya.
(ameera/arrahmah.com)