SURIAH (Arrahmah.id) — Juru bicara baru kelompok militan Islamic State (ISIS) mengumumkan khalifah baru mereka yang bernama Abu Hafs al Hashimi Al Qurashi pada Kamis (3/8/2023).
Dilansir DW (3/8), ISIS menyatakan bahwa pemimpin mereka sebelumnya, Abu al Hussein al Husayni al Qurashi, tewas dalam bentrokan dengan kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) di barat laut Suriah.
Juru bicara baru ISIS, Abu Hudhaifa al Ansari, mengatakan dalam sebuah rekaman: “Syekh (ket: Abu al Hussein al Husayni al Qurashi), semoga Tuhan mengasihani dia, terbunuh setelah konfrontasi langsung dengan HTS di salah satu kota pedesaan Idlib. Mereka mencoba menangkapnya ketika dia sedang di atas pekerjaannya. Dia kemudian melawan mereka sampai dia meninggal karena luka-lukanya.”
ISIS tidak merinci kapan pemimpinnya terbunuh dan di wilayah mana pemimpin mereka tewas di Idlib.
Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada bulan April bahwa pemimpin ISIS telah dilumpuhkan oleh mereka selama operasi yang dilakukan oleh Badan Intelijen mereka di Suriah.
Media Turki melaporkan pada saat itu bahwa al Qurashi akhirnya terbunuh di daerah perbatasan Afrin, yang terletak di dalam wilayah yang dikuasai oleh pasukan Turki dan faksi Suriah yang setia kepada mereka di Suriah utara, yang bersebelahan dengan Idlib.
Namun, menurut juru bicara ISIS, HTS lah yang membunuh pemimpinnya dan menyerahkan jasadnya kepada pemerintah Turki.
Al Ansari juga menuduh HTS menangkap mantan juru bicara kelompok itu.
ISIS sebelumnya sempat menguasai hampir seluruh Irak dan Suriah pada tahun 2014 ketika khilafah mereka masih berdiri. Namun setelah diserang Koalisi Global 80 negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS), mereka terus mengalami kekalahan hingga hilang semua wilayahnya.
Mereka menderita kekalahan pertamanya di Irak pada tahun 2017 menyusul pertempuran dengan pasukan Irak, milisi Kurdi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, milisi Syiah, dan Koalisi Global pimpinan AS setelah berbulan-bulan bertempur.
Hingga kemudian pada tanggal 23 Maret 2019 di Baghouz, ISIS mengalami kekalahan total sehingga hampir semua anggota militannya yang berasal dari berbagai negara di dunia beserta ribuan anggota keluarga mereka berhasil ditangkap.
Kekalahan ISIS memuncak ketika pasukan AS membunuh pemimpin pertamanya, Abu Bakr al Baghdadi, pada Oktober 2019, dalam operasi militer AS di Idlib.
Pada Februari 2022, AS juga mengumumkan pembunuhan pemimpin kedua mereka, Abu Ibrahim al Qurashi, di Idlib.
Dan pada tahun 2022, ISIS mengkonfirmasi kematian pemimpin ketiganya, Abu al Hasan al Hashimi al Qurashi, yang ditemukan tewas dalam bentrokan dengan pejuang lokal di Suriah selatan. (hanoum/arrahmah.id)