(Arrahmah.com) – Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, mengakui kegagalan pemerintahannya dalam memerangi mujahidin Taliban Nigeria, atau dikenal dengan nama lokal kelompok Boko Haram. Jonathan menegaskan Nigeria memerlukan taktik baru untuk menaklukkan Boko Haram.
Hal itu ditegaskan oleh Jonathan dalam sesi tanya-jawab dengan para wartawan dalam sebuah acara di stasiun televisi nasional Nigeria, Ahad (24/6/2012). Jonathan dicecar dengan sejumlah pertanyaan sepekan setelah terjadinya serangan bom terhadap sebuah gereja Katolik di Abuja.
Masyarakat Katolik mempertanyakan tiga tahun kepemimpinan Jonathan yang gagal menciptakan stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan. Mujahidin Boko Haram selama beberapa bulan terakhir aktif melakukan sejumlah serangan mematikan sebagai pembelaan atas nasib warga muslim yang ditindas oleh rezim Katolik Nigeria.
Pekan lalu Jonathan memecat Mentri Pertahanan Nigeria dan Penasehat Keamanan Nasional Nigeria. Di hadapan wartawan yang menghadiri sesi tanya-jawab di TV nasional Nigeria tersebut, Jonathan mengatakan, “Kami percaya bahwa kita memerlukan sosok-sosok baru untuk merubah taktik kita dalam memerangi terorisme. Bukan karena dua pejabat yang lama tidak bekerja. Namun lebih karena kita memerlukan perubahan taktik.”
Jonathan mendapatkan kritikan keras dari dalam negeri karena menghadiri konferensi perubahan iklim di Brasil pekan lalu, saat
negaranya menghadapi tantangan keamanan serius. Pada Ahad (18/6/2012) kelompok mujahidin Boko Haram menyerang sebuah penjara di Barat Laut Nigeria dan membebaskan 40 mujahidin dari penjara.
Kelompok mujahidin Boko Haram kembali terlibat bentrokan bersenjata dengan militer Nigeria pada Selasa (20/6/2012) di kota Damatoro, ibukota propinsi Yube. Sebanyak 40 orang tewas dalam bentrokan itu menurut sumber keamanan setempat.
(muhib almajdi/arrahmah.com)