Ali Abu Fatahi tidak akan pernah melupakan bunyi mengerikan dari misil-misil yang ditembakkan angkatan udara Israel, laknatullah. Salah satu misil tersebut menghantam rumahnya.
“Saat itu aku tengah menikmati makan malam bersama keluargaku saat aku dengar suara misil dari kejauhan,” ujar Abu Fatahi, sambil berbaring di atas kasurnya di Rumah Sakit al-Shifa, Gaza, seperti yang dilansir islamonline.
Selang beberapa detik, salah satu misil tersebut menghantam rumahnya yang terletak di wilayah Dir Al-Balah, membuat rumahnya hancur berantakan hampir rata dengan tanah.
“Aku tak sadarkan diri saat itu dan ketika terbangun aku menemukan diriku terbaring lemas di lantai rumah tetanggaku,” ujarnya mengulang peristiwa tersebut dengan air mata.
Abu Fatahi tidak bisa mengingat apa yang terjadi selanjutnya.
Dia bangun dengan luka parah di kepalanya. Kemudian dia mengetahui bahwa 15 anggota keluarganya juga berada di rumah sakit yang sama.
“Semua anggota keluargaku mengalami hal yang sama.”
Sedikitnya 290 penduduk Gaza Syahid (Insya Allah) dalam peristiwa Sabtu berdarah tersebut dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Bombardir Israel tidak berhenti di hari Sabtu, para zionis tersebut melanjutkan aksinya di hari Minggu dan menewaskan sejumlah penduduk Palestina lainnya.
Dari tempat tidurnya, Abu Fatahi masih tergoncang saat mengingat tubuh tetangganya terkoyak-koyak akibat ulah Israel.
Bangunan-bangunan di Gaza yang telah rata dengan tanah menjadi satu kuburan massal.
Angkatan keamanan sipil telah lelah membantu usaha penduduk Gaza menemukan tubuh-tubuh keluarga dan kerabat mereka yang berada dalam timbunan puing-puing bangunan.
“Kami telah mengangkat banyak tubuh tanpa kepala dan kaki,” ujar seorang petugas pertahanan sipil.
Dukacita diselimuti rasa marah dan janji akan membalaskan dendam untuk orang-orang yang dikasihi yang tewas di tangan tentara Yahudi. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)