YERUSALEM (Arrahmah.com) – Sebuah kota kecil tapi memicu gelombang gerakan dari aktivis Yahudi yang menuntut hak untuk berdoa di lokasi kuil mereka yang telah dihancurkan, di jantung ibukota Kota Tua yang selalu diperdebatkan, telah mengundang kemarahan masyarakat Muslim dunia, yang menganggap tempat suci itu dan melarang orang Yahudi memasuki area tempat ibadah, sebagaimana dirilis oleh Washington Post, Selasa (03/12/2013).
Setiap minggu, ratusan orang Yahudi masuk secara diam-diam ke area masjid Al-Aqsha. Banyak dari mereka terpaksa seperti main petak umpat dengan pengawalan polisi Yahudi – mereka berdoa dengan cara berbisik-bisik atau sambil berpura-pura berbicara ke ponsel.
Berkas pengajuan mereka yang ingin membagi al-Aqsa menjadi dua antara Yahudi dan Muslim sekarang sedang dibahas di parlemen “Israel”.
Para pemimpin politik ingin “Israel” untuk lebih menegaskan kontrol atas Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Kota Tua, termasuk tempat yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai “Temple Mount” dan masyakat Muslim menyebutnya sebagai Haram al – Sharif.
“Kami sedang mencari solusi atas masalah tersebut yaitu bahwa tempat tersebut harus dibagi antara Yahudi dan Muslim,” kata Aviad Visoli, ketua organisasi “Temple Mount”, yang mengklaim memimpin 27 kelompok. Hari ini, orang-orang Yahudi menyadari bahwa Tembok Barat tidak cukup. Mereka ingin solusi yang lebih nyata.”
Masjid al- Aqsa, tempat Suci Ummat Islam yang tertua, dan Kubah Batu, merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi Ummat Islam dimana nabi Muhammad melakukan perjalanan malam ke Sidratul Muntaha pada waktu melakukan Isra’ Mi’raj.
Bagi warga Palestina dan ummat Islam di dunia , tidak ada yang boleh mengubah status masjid al-Aqsha, tempat suci ketiga dalam Islam. Ummat Islam wajib melindungi Masjid al-Aqsha.
“Tempat ini milik rakyat Muslim, dan tidak ada orang lain memiliki hak untuk berdoa di sini,” kata Sheik Azzam al – Khatib, direktur Waqf, yayasan yang mengelola masjid al-Aqsha. Khatib mengatakan bahwa masjid al-Aqsha adalah simbol pemersatu bagi 1,2 miliar Muslim di dunia.
“Jika mereka mencoba untuk mengambil alih masjid ini, ini akan menjadi pertanda akhir zaman,” Khatib memperingatkan.
“Ini akan menciptakan kemarahan dari Ummat Islam, tidak hanya di Tepi Barat, tapi di seluruh dunia Islam- dan hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi.” (ameera/arrahmah)