AMMAN (Arrahmah) – Aktivis Swedia, Benjamin Ladraa tidak diizinkan polisi “Israel” untuk memasuki Palestina pada Jum’at (6/7/2018).
Pemuda berusia 25 tahun itu memulai perjalanannya ke Palestina dari Swedia hampir setahun yang lalu untuk meningkatkan kesadaran dunia tentang nasib warga Palestina di bawah pendudukan “Israel” serta pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sana.
Setelah tiba di Allenby Bridge, sebuah perbatasan antara Yordania dan Palestina, dia dilarang memasuki Palestina dan ditahan selama enam jam, kata Ladraa kepada Anadolu Agency setelah dia kembali ke Amman, ibukota Yordania.
“Mereka hanya memberikan dua alasan saat melarang saya masuk, alasan pertama adalah mereka menganggap saya berbohong selama interogasi, sedang alasan kedua adalah mereka mengira saya akan pergi ke Nabi Saleh dan mengadakan demonstrasi,” kata Ladraa.
Dia mengatakan dia akan melanjutkan perjuangannya sampai Palestina mendapatkan kebebasan mereka.
“Saya berangkat 11 bulan yang lalu dari Gothenburg, Swedia dan melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Saya melintasi banyak negara sampai saya mencapai perbatasan Palestina dan berjalan sekitar 5.000 kilometer. Saya tidak akan menyerah atas perjuangan saya sampai Palestina dibebaskan,” kata Ladraa, seperti dilansir Daily Sabah.
Dia juga menambahkan bahwa dia akan kembali ke Swedia dengan pesawat dan memulai perjalanan lain.
“Sekarang saya bertanya-tanya, mengapa ‘Israel’ sangat takut pada seorang pria Swedia sehingga mereka tidak mengizinkannya memasuki negara yang mereka tempati. Dan jawaban saya, ini adalah kekuatan aktivisme,” tulis Ladraa di akun Facebooknya pada Jumat (6/7).
Ladraa memulai perjalanannya dari Swedia pada Agustus lalu, dan melintasi Jerman, Austria, Slovenia, Kroasia, Serbia, Bulgaria Turki, Lebanon, dan Yordania. (Rafa/arrahmah.com)