DAMASKUS (Arrahmah.com) – Aktivis oposisi Suriah menyerukan protes terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad pada Jumat (20/4/2012) yang menyatakan bahwa pihaknya siap mencoba menghormati rencana perdamaian PBB untuk melakukan gencatan senjata.
Pasukan pemerintah memperbarui pemboman di pusat kota Homs setelah pasukan keamanan menewaskan tujuh warga sipil pada hari Kamis (19/4). Pemboman tersebut menyebabkan 127 korban tewas sejak gencatan senjata yang dijanjikan mulai berlaku lebih dari seminggu yang lalu, kelompok hak asasi manusia mengatakan.
Sebuah tim pencari fakta militer PBB kembali bekerja dengan ditandatanganinya sebuah protokol oleh pemerintah Suriah pada hari Kamis (19/4) yang mengatur misi mereka untuk memantau enam poin rencana yang ditengahi oleh utusan internasional, Kofi Annan.
Sekjen PBB tersebut mendesak Dewan Keamanan untuk mengambil “tindakan dini” untuk mendukung misi meskipun dia mengakui bahwa dengan meningkatkan jumlahnya menjadi 300 anggota tim bukan sebuah keputusan yang tanpa resiko. Para aktivis oposisi menyerukan agar rakyat Suriah menunjukkan pembangkangan terhadap rezim Assad dalam protes selama seminggu pada hari libur.
“Kami akan menang dan Assad akan kalah,” teriak para aktivis pada halaman Facebook dengan nama Revolusi Suriah 2011 yang telah menjadi motor utama pemberontakan 13 bulan dan menewaskan lebih dari 11.000 orang.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan bahwa pemberontak distrik Khaldiyeh di Homs menjadi target pemboman berat di hari lain.
“Mortar jatuh setiap lima menit di lingkungan sekitar,” kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Jika misi ini berhasi, kami akan menyediakan kerjasama penuh untuk pemerintah Suriah, terutama untuk meyakinkan kebebasan dan keamanan bagi personil pemerintah. (althaf/arrahmah.com)