POLEWALI MANDAR (Arrahmah.id) – Aktivis ormas Islam bersama dengan aparat keamanan membubarkan peringatan hari Asyuro yang digelar oleh kelompok Syiah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, pada Jumat (28/7/2023) malam.
“Mereka melakukan kegiatan tanpa izin dan sangat meresahkan, akhirnya perwakilan masyarakat Polewali datang meminta aparat untuk membubarkan,” kata salah seorang aktivis ormas yang turut serta dalam aksi pembubaran itu, pada Sabtu (29/7).
Aktivis tersebut mengatakan bahwa pembubaran kegiatan itu berlangsung di sebuah hotel yang terletak di jalan Jenderal Sudirman, Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Ia juga menyebutkan kegiatan itu diinisiasi oleh satu lembaga Syiah di Sulawesi Barat yang diikuti ratusan peserta. Mereka tidak hanya dari datang dari Sulbar, tetapi juga datang dari Kota Parepare dan Sidrap, Sulawesi Selatan.
“Sesudah (shalat) Magrib mereka sudah siap-siap. Setelah (shalat) Isya mereka mulai, dan tamunya berdatangan,” terangnya.
Dalam rekaman video yang beredar, tempak pembubaran acara tersebut berlangsung alot. Ketegangan dan saling bentak juga terjadi antara aktivis ormas Islam dan peserta acara dari kelompok Syiah.
Pada hari Jumat kemarin, yang bertepatan dengan Hari Asyura atau tanggal 10 Muharram 1445 Hijriyah, penganut paham Syiah memperingatinya sebagai hari berduka atas kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam.
Berbeda halnya dengan umat Islam pada umumnya di Indonesia, justru di hari Asyura itu dilaksanakan puasa sunnah Asyura, sebagaimana yang diperintahkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam melalui hadist yang shohih.
Sementara itu, di Kota Makassar dan Gowa sejumlah ormas Islam juga melakukan penjagaan dan pemantauan di beberapa lokasi untuk mencegah kegiatan peringatan Asyura yang biasa digelar oleh perngikut Syiah.
“Kami bersama laskar sudah berkeliling memantau sejumlah tempat di Kota Makassar dan di Gowa, pada malam Asyura, hasilnya nihil,” kata Panglima Mabes Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS), Siddiq Sholeh, seperti dilansir pilarindonesia.com.
Adapun sebuah kediaman yang dicurigai sebagai lokasi penyelenggaraan acara, dia menyebut, namun acaranya cepat selesai, dan jamaahnya cepat juga membubarkan diri.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat telah mengeluarkan buku panduan berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah” sebagai sikap dan respon terhadap ajaran Syiah yang berkembang di Indonesia. (rafa/arrahmah.id)