KUWAIT (Arrahmah.com) – Ratusan pengunjuk rasa berbondong-bondong turun ke jalan-jalan di Kuwait untuk mendukung dua warga negara Kuwait yang berada di penjara AS yang terkenal akan kekejamannya.
Unjuk rasa yang mengusung tajuk “penyelamatan Fayiz Al Kandari dan Fawzi Al Odah” terjadi di luar Kedutaan Besar AS di ibukota Kuwait pada Ahad (31/3/2013).
Fawaz Sahod Anzi dari Koalisi Internasional anti-Guantanamo (IAGC) meminta pemerintah AS untuk mengakui bahwa warga Kuwait yang mereka tahan “bukan binatang tetapi manusia yang memiliki martabat dan harus dihormati”, lansir Rusia Today mengutip sabr.cc.
Para pengunjuk rasa juga menyuarakan kemarahan mereka atas ketidakmampuan pemerintah Kuwait untuk bertindak.
“Saya tidak pernah menemukan kecaman dari para anggota Majelis Nasional atau pernyataan-pernyataan yang mengecam tindakan terhadap narapidana di dalam penjara,” ujar Fawaz.
Fayiz Al Kandari ditangkap di Afghanistan saat ia bepergian menuju Pakistan tak lama setelah AS menginvasi negeri kaum Muslimin tersebut. Komisi militer Guantanamo menuduhnya melakukan “kejahatan perang”, yakin bahwa dirinya menjadi seorang perekrut Jihadi terlatih. Pengacaranya mengatakan sebagian besar bukti terhadap Al Kandari didasarkan pada desas-desus. Dia telah berada di tahanan AS selama hampir 11 tahun.
Fawzi Al Odah juga ditangkap saat bepergian menuju Pakistan melalui Afghanistan. AS percaya bahwa dia menjadi seorang prajurit Taliban yang memiliki hubungan ke Al Qaeda. Dia juga telah menghabiskan 11 tahun di penjara Guantanamo.
Kedua orang ini terlibat dalam aksi mogok makan di dalam penjara dan menjadi sasaran kekerasan. Al Kandari dilaporkan menjadi salah satu tahanan yang kehilangan banyak berat badan selama protes berlangsung.
Seorang pengacara yang mewakili 15 tahanan di Guantanamo mengatakan para pelaksana aksi mogok makan mengatakan siap mati sebelum mengakhiri protes mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)