ALIGARH (Arrahmah.id) – Sekretaris nasional Akhil Bharat Hindu Mahasabha (ABHM) Mahamandaleshwar Annapurna Bharti alias Pooja Shakun Pandey menyruh orang-orang untuk melarang shalat Jumat. Menurutnya, shalat Jumat itu bukan ibadah tapi aksi terorisme.
Dilansir Hindustan Times (7/6/2022), dia juga meminta 100 militan Hindu radikal untuk membantai 2 juta muslim dan menjadi India sebagai negara Hindu.
Akibat perbuatannya itu, Pandey dilaporkan ke polisi dan sebuah perkara sedang diusut oleh kepolisian setempat.
“Sebuah kasus telah didaftarkan terhadap Pooja Shakun Pandey berdasarkan pasal 153A, 153B, 295A dan 505 KUHP India di kantor polisi Taman Gandhi di Aligarh untuk pernyataan provokatifnya,” kata Kalanidhi Naithani, inspektur senior polisi (SSP) Aligarh.
“Investigasi sedang berlangsung dalam kasus ini, dan tindakan yang tepat akan diambil. Selain itu, juga telah disampaikan pemberitahuan tentang masalah ini kepada Pooja Shakun Pandey oleh hakim yang bersangkutan,” kata SSP Aligarh (6/6).
Pandey sendiri menyatakan keberatan dengan tindakan yang diambil oleh pemerintah.
Kontroversi bukanlah hal baru bagi Pooja Shakun Pandey. Sebelumnya dia pernah memuliakan dan memberi penghormatan kepada Nathuram Godse, pembunuh Mahatma Gandhi.
Selain itu, dia juga pernah menyerahkan sebuah memorandum kepada pemerintah dan menulis surat dengan darah kepada Presiden agar melarang shalat Jumat.
“Kerumunan seperti itu (ket: shalat Jumat) sering menjadi sumber kekerasan terhadap komunitas lain seperti yang terlihat di Kanpur,” tuduhnya. (hanoum/arrahmah.id)