KABUL (Arrahmah.com) – Sekelompok orang bersenjata dengan sepeda motor menembak mati seorang aktivis hak perempuan dan saudara laki-lakinya, Kamis (24/12/2020). Hal tersebut terjadi ketika gelombang pembunuhan dan kekerasan terus menghantui Afghanistan
Freshta Kohistani (29) adalah aktivis kedua yang terbunuh dalam dua hari setelah sehari sebelumnya pada Rabu (23/12) seorang aktivis pro-demokrasi ditembak mati di Kabul.
Pembunuhan tersebut mengikuti pola serupa yang dalam beberapa pekan terakhir sering terjadi, di mana warga Afghanistan terkemuka tewas dalam pembunuhan yang ditargetkan pada siang hari bolong.
“Sekelompok orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor menentengkan senjata dan melakukan penembakan serta menyebabkan tewasnya Freshta Kohistani di Kohistan, Kapisa,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian, seperti dikutup dari AFP (24/12).
Gubernur provinsi Kapisa Abdul Latif Murad mengatakan kepada AFP bahwa penembakan itu terjadi di dekat rumah Kohistani.
Kohistani, yang pernah berkampanye untuk pemimpin veteran Abdullah Abdullah selama pemilihan presiden tahun lalu, memiliki pengikut yang relatif banyak di media sosial, dan secara teratur menyelenggarakan acara masyarakat sipil di Kabul yang menyerukan hak-hak perempuan.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Kohistani menulis di Facebook bahwa dia telah meminta perlindungan dari pihak berwenang setelah menerima ancaman.
Dia juga mengutuk gelombang pembunuhan jurnalis dan tokoh terkemuka lainnya yang sedang berlangsung.
“Afghanistan bukanlah tempat tinggal. Tidak ada harapan untuk perdamaian. Katakan pada penjahit untuk mengukur (untuk kain kafan pemakaman), besok bisa jadi giliran Anda,” cuitnya pada November lalu.
Jurnalis, politisi dan aktivis hak asasi manusia semakin menjadi sasaran disebabkan semakin meningkatnya kekerasan di Afghanistan, meskipun ada pembicaraan damai antara pemerintah dan Taliban.
Pada Rabu, Mohammad Yousuf Rasheed, pemimpin organisasi pemantau pemilu independen, disergap dan ditembak di jalan pada jam sibuk bersama dengan sopirnya.
Pembunuhannya terjadi sehari setelah lima orang – termasuk dua dokter yang bekerja di sebuah penjara di pinggiran Kabul – terbunuh oleh bom mobil.
Seorang jurnalis Afghanistan terkemuka juga ditembak minggu ini saat dalam perjalanan ke sebuah masjid di kota Ghazni di timur.
Rahmatullah Nekzad adalah jurnalis keempat yang tewas di Afghanistan dalam dua bulan terakhir, dan pekerja media ketujuh tahun ini, menurut Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan yang berbasis di Kabul. (Hanoum/Arrahmah.com)