TEHERAN (Arrahmah.com) – Para pedagang di Grand Bazaar Teheran telah mengambil bagian dalam protes besar terhadap kenaikan harga dan penurunan nilai mata uang Iran.
Toko-toko ditutup dan ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota.
Polisi anti-huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran saat mereka berbaris menuju parlemen, lansir BBC pada Senin (25/6/2018).
Itu adalah protes terbesar di Teheran sejak 2012, ketika sanksi internasional yang terkait dengan kegiatan nuklir Iran melumpuhkan ekonominya.
Unjuk rasa saat itu akhirnya mengarah kepada perubahan dalam pemerintahan dan Iran menyetujui pembicaraan substantif tentang kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.
Sanksi ekonomi dicabut setelah kesepakatan itu dilaksanakan pada tahun 2016, tetapi presiden Donald Trump mengumumkan pada Mei lalu bahwa AS telah meninggalkannya.
Ketakutan akan dampak sanksi AS yang akan mulai dipulihkan di bulan Agustus dan kemungkinan jatuhnya kesepakatan nuklir telah menyebabkan nilai tukar mata uang Iran, Rial, terhadap dollar AS jatuh ke rekor terendah di pasar valuta asing.
Satu dollar saat ini bernilai 90.000 rial dibandingkan dengan 65.000 rial sebelum pengumuman Trump dan 42.980 pada akhir tahun 2017.
Penurunan nilai mata uang juga mendorong para pedagang di dua pusat perbelanjaaan di Teheran yang mengkhususkan diri dalam jual beli ponsel, melakukan pemogokan sebagai protes pada Ahad (24/6).
Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Mohammad Javad Azari-Jahromi mengatakan para pedagang kembali bekerja setelah ia berjanji untuk membantu mereka mengakses mata uang untuk impor mereka.
Otoritas Iran telah berusaha menghentikan jatuhnya rial di bulan April dengan menyatukan nilai tukar resmi dan pasar gelap, dan melarang perdagangan selain pada nilai resmi 42.000 rial untuk 1 dollar. Namun para pedagang mengatakan otoritas gagal memenuhi permintaan sejak saat itu.
Sebelumnya pada akhir Desember dan awal Januari lalu, juga digelar aksi protes anti-pemerintah yang didorong oleh masalah ekonomi di Iran. (haninmazaya/arrahmah.com)