AUSTRALIA (Arrahmah.com) – Sepuluh warga Australia ditangkap pada saat aksi protes nasional sedang berlangsung. Aksi tersebut melibatkan dua kelompok, anti-Islam dan anti-rasisme.
Enam orang ditangkap setelah bentrokan pecah di Melton di pinggiran Melbourne pada Ahad (22/11/2015).
Seperti dilansir BBC (23/11), polisi juga meringkus pria ketujuh (29) dengan merica semprot setelah pria itu diduga meninju seekor kuda polisi. Pengunjuk rasa anti-rasisme diperkirakan akan menghadapi tuduhan.
Tiga orang ditangkap di tempat terpisah, ketika aksi protes berlangsung di negara bagian Queensland, New South Wales, dan Australia Selatan.
Para pria yang ditangkap itu berusia 36, 48, dan 64 tahun, dan mereka ditahan di Sydney, Adelaide, dan Brisbane, untuk dugaan pelanggaran dan gangguan publik.
Aksi unjuk rasa juga diadakan di Canberra, Perth, dan Hobart, tetapi polisi mengatakan tidak ada insiden yang terjadi.
Satu orang di Melton mengatakan kepada media dia bergabung bersama kelompok nasionalis Reclaim Australia “untuk alasan yang tepat”.
“Beberapa orang mungkin berada di sini untuk alasan yang salah, dan alasan yang tepat adalah memastikan semua orang menerima dan menjadi Australia,” kata pria itu kepada AAP.
“Kami tidak ingin diperlakukan seolah-olah kita bukan bagian dari kota ini dan kita tidak ingin sebuah organisasi di mana orang-orang dari asal tertentu telah membuat masalah. Kami tidak ingin ada masalah di kota kami.”
Polisi Darwin mengatakan tidak ada aksi unjuk rasa digelar di Northern Territory.
“Kami cukup toleran, kami mencintai semua orang di sini di Darwin,” kata seorang juru bicara polisi kepada l.
Kelompok The Reclaim Australia telah mengadakan serangkaian demonstrasi di seluruh Australia, beberapa di antaranya telah berubah menjadi aksi kekerasan.
Bentrokan antara kelompok anti-rasis dan nasionalis radikal pecah di sebuah reli Melbourne pada bulan Juli.
(fath/arrahmah.com)