Arrahmah.Com—JAKARTA Ribuan massa kemarin (4/11) melakukan aksi menolak rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George Walker Bush ke Indonesia. Mereka juga mendoakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar menolak kedatangan Bush pada pekan depan.
Dalam doa yang dipimpin Sekjen Forum Umat Islam (FUI), M Alkhathath, Presiden dan Wakil Presiden diingatkan agar bersikap tegas kepada AS yang telah menyakiti hati umat Islam. ”Bush yang saat ini memimpin AS adalah biang terorisme dunia dan menghancurkan negeri-negeri Islam, karena itu tidak sepantasnya dijadikan teman,” katanya. ”Kita doakan agar SBY-JK tidak menjadi dzalim dengan berteman Presiden AS dengan menolak kedatangannya,” tambahnya.
Secara terpisah, juru bicara Presiden SBY, Dino Patti Djalal, mengatakan belum mendapat konfirmasi apa-apa dari pihak AS soal rencana kedatangan dan agenda Presiden Bush ke Indonesia. ”Saya belum dapat konfirmasi apa-apa dari pihak Amerika Serikat soal itu,” katanya, kemarin.
Saat ditanya, apakah dengan demikian kedatangan Bush yang semula dijadwalkan tanggal 20 November dapat berubah, Dino menegaskan belum bisa berkomentar apa-apa. ”Maaf, saya belum bisa berkomentar lebih jauh, karena memang belum ada kesepakatan apa-apa dengan pihak AS. Kita tunggu saja perkembangannya,” katanya.
Dalam demonstrasi yang dimulai pukul 09.00 WIB di depan Kedubes AS tampil tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front pembela Islam (FPI), FUI dan Koalisi Anti Utang. Tokoh-tokoh itu secara bergantian berorasi menentang kedatangan Bush ke Indonesia.
Menurut mereka, aksi penentangan itu merupakan bentuk perlawanan terhadap imperialisme AS dan juga kejahatan perang yang dilakukan oleh AS terhadap negara-negara di dunia Islam. ”Kami menolak kehadiran penjahat perang, teroris dan imperialis George W Bush ke Indonesia,” kata juru bicara HTI, Mohammad Ismail Yusanto.
Pihak kepolisian mengerahkan 750 personel dan beberapa kendaraan kepolisian untuk mengamankan demonstrasi. ”Pihak kepolisian menerjunkan dua water canon dan dua kendaraan strategis serta memagari kedutaan dengan dua barier (kawat berduri),” kata Koordinator Lapangan Pengamanan Demonstrasi, Wakil Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Pusat, Herri Wibowo, di depan Kedubes AS. osa/ant/RioL