BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Baru-baru ini, nelayan di Kabupaten Aceh Utara telah menyelamatkan hampir 100 pengungsi Muslim Rohingya yang datang menggunakan perahu.
Diketahui, sebanyak 15 orang laki-laki, 49 perempuan hingga 30 anak-anak telah dievakuasi oleh para nelayan di Aceh.
Aksi puluhan warga Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, yang nekat menarik kapal motor yang diketahui ditumpangi 94 imigran Rohingya, Kamis (25/6/2020) lalu menuai pujian.
Kapal tersebut sempat tertahan karena tak diperbolehkan mendarat oleh petugas keamanan setempat. Warga mendesak agar pengungsi Rohingya tersebut supaya segera diturunkan ke daratan.
Kapal imigran yang konon dalam kondisi rusak itu awalnya tidak diizinkan oleh aparat keamanan berada dekat di bibir pantai.
Posisi kapal dalam radius sekitar 800 meter dari pantai. Tindakan masyarakat Aceh ini yang menarik kapal tersebut mendapat apresiasi dari netizen hingga tokoh politik tanah air.
Hingga siang ini, Aceh masuk deretan trending topik Twitter di Indonesia, dan berbagai video maupun foto penyelamatan pengungsi Rohingya pun bertebaran di media sosial itu.
Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas pemberian izin pendaratan darurat bagi pengungsi Rohingya di Aceh Utara, setelah beberapa lama mereka berada di atas kapal.
“Penyelamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas utama. Kami memuji pihak otoritas di Indonesia yang telah mengizinkan kelompok pria, wanita, dan anak yang rentan ini untuk mendapat keselamatan,” ungkap Ann Maymann dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Antara News, Jumat, (26/6).
Sejumlah media asing juga menyoroti kisah kemanusiaan di Aceh ini. Media AFP misalnya, merilis artikel berjudul “Pengungsi Rohingya Ditarik ke Pantai Oleh Orang Indonesia yang Bersimpati”. Kemudian media The Guardian menyoroti bagaimana warga Aceh nekat mengabaikan peringatan pihak berwenang untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya.
Negara-negara di sekitar Asia Tenggara semakin enggan menerima kapal pengungsi saat mereka memerangi virus corona, tetapi nelayan Aceh mengatakan kepada Reuters bahwa menyelamatkan Rohingya adalah tugas moral.
“Itu tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami di komunitas nelayan Aceh utara,” kata nelayan lokal Hamdani Yacob di dekat kota Seunuddon di Aceh utara.
“Kami berharap para pengungsi ini akan dirawat di desa kami,” lanjutnya.
Pihak berwenang di Aceh mengkonfirmasi bahwa para pengungsi Rohingya tersebut telah dibawa ke darat pada hari Kamis dan disediakan tempat tinggal sementara.
Para nelayan telah menyelamatkan mereka pada awal pekan ini dan mereka berlabuh di lepas pantai, tetapi para pejabat mengatakan mereka berencana untuk membawa mereka kembali ke laut dengan dibekali perahu baru, bensin dan makanan.
Namun, pemerintah setempat menyerah setelah mendapat protes dari nelayan setempat.
(ameera/arrahmah.com)