ASTANA (Arrahmah.com) – Aksi protes di wilayah pertambangan Mangistau, Kazakhstan, meluas pada hari Minggu (18/12/2011) hingga ke ibukota wilayah itu, dimana ratusan para pengunjuk rasa bentrok dengan aparat keamanan.
Sekitar 500 demonstran berkumpul di dekat alun-alun Aktau. Mereka memprotes ketidakadilan yang mereka dapatkan selama bekerja di sejumlah perusahaan asing.
“Saya telah bekerja selama 20 tahun. Saya bekerja sebagai tukang las dan saya telah kehilangan satu mata saya,” kata Sarsekesh Bairbekov, salah seorang demonstran yang dipecat dari perusahaan minyak Karazhanbasmunai (KBM) pada bulan Mei lalu.
KBM merupakan perusahaan gabungan antara KazMunaiGas Exploration Production milik London dan CITIC, perusahaan investor terbesar di Cina.
“Kami ingin mereka menarik pasukan,” kata Bairbekov merujuk pada bentrokan yang terjadi di Zhanaozen. “Mereka telah membunuhi warga setempat.”
Sebelumnya pada hari Sabtu (17/12), satu orang tewas dan 11 lainnya cedera dalam baku hantam antara demonstran dengan polisi anti huru-hara di desa Shetpe, sehingga menjadikan jumlah korban bertambah hingga 12 orang dan 100 orang yang cedera.
Presiden Nursultan Nazarbayev mendeklarasikan 20 hari darurat nasional pada hari Sabtu (17/12) di kota Zhanaozen yang terletak di wilayah yang sama, setelah 11 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi pada tanggal 16-17 Desember.
Aksi protes ini jarang terjadi di Kazakhstan, negara penghasil minyak dan memiliki tingkat perekonomian terbesar di Asia Tengah. Selama dua dekade kepemimpinan Nazarbayev, Kazakhstan mengantongi $ 120 miliar dari investasi asing. (althaf/arrahmah.com)