DHAKA (Arrahmah.com) – Pemerintah di Bangladesh telah menindak keras para pendemo dari organisasi Hefazaat-e-Islami yang menggelar aksi unjuk rasa di ibukota, Dhaka.
Juru bicara kepolisian Dhaka, Masudur Rahman mengatakan polisi menggunakan granat suara, meriam air, gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan sedikitnya 70.000 pendemo yang berkemah di distrik komersial di Dhaka.
Puluhan ribu simpatisan Hefazaat menuntut undang-undang anti-penghujatan dengan ketentuan hukuman mati, mereka menggelar aksinya di sebuah distrik komersial di Dhaka sejak Ahad (5/5) sore hingga Senin (6/5) pagi.
Sedikitnya 24 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan di hari Senin (6/5) saja.
“Kami melakukan tindakan keras setelah mereka secara ilegal meneruskan aksi mereka di Motijheel. Mereka menyerang kami dengan batu, batu bata, tongkat dan bambu,” klaimnya kepada AFP.
Allama Shah Ahmad Shafi dibawa keluar dari markas Hefazaat-e-Islami pada Senin (6/5/2013) dan dibawa menggunakan pesawat menuju kota terbesar kedua di Bangladesh, Chittagong. Polisi mengklaim bahwa Shafi belum ditangkap.
Koresponden khusus Al Jazeera melaporkan bahwa saat ini ada pelarangan aksi unjuk rasa di Dhaka.
Operasi keamanan gabungan
Lebih dari 10.000 pasukan ditarik dari kepolisian, Batalion elit dan paramiliter penjaga perbatasan Bangladesh untuk bersama-sama meluncurkan operasi untuk membersihkan pendemo dari jalan utama di Dhaka.
Pasukan menembakkan peluru baja berlapis karet dan gas air mata ketika mereka melancarkan aksinya.
Sementara jalan-jalan utama dibersihkan, pengunjuk rasa berpencar ke jalan-jalan lain dan terlibat bentrok dengan polisi, ujar para pejabat Bangladesh.
Para pengunjuk rasa bertekad akan menutup bisnis utama Motijheel sampai pemerintah menerima tuntutan mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)