PALESTINA (Arrahmah.com) – Tahanan administratif Palestina yang ditahan di penjara “Israel” melanjutkan aksi mogok makan mereka hingga hari ke-56 dan memasuki hari ke-57. Aksi mereka ini telah menyebabkan “memburuknya kondisi kesehatan dan mengancam hidup mereka”, ungkap Perhimpunan Tahanan Palestina pada Kamis (19/6/2014).
Direktur Perhimpunan Abdul Aal Al-Anani mengatakan, “Mogok makan para tahanan administratif telah memasuki hari ke-56, sementara tahanan administratif, Ayman Tabeish telah melakukan mogok makan selama 111 hari.”
Al-Anani mengatakan kepada surat kabar Al Ghad bahwa “ada implikasi serius bagi status kesehatan para tahanan yang mogok makan, di mana 80 tahanan dipindahkan ke delapan rumah sakit ‘Israel’, 20 dari mereka telah dirujuk untuk menjalankan perawatan intensif.”
Dia menyatakan, “Ini menunjukkan penurunan tajam kesehatan mereka, di mana mayoritas dari mereka menderita penurunan tajam dalam berat badan, kelemahan otot dan merasakan pusing konstan, hingga beberapa kasus hilangnya kesadaran.
“Para tahanan mogok makan hanya mengkonsumsi air dan garam untuk memprotes pelanggaran hak-hak mereka, di mana tangan dan kaki mereka diborgol ke tempat tidur rumah sakit mereka dari pukul 08:00 pagi sampai 08:00 malam.”
Al-Anani mengatakan: “Pasukan penjajah belum menunjukkan langkah apapun untuk mencari solusi, malah menangkap 300 tahanan baru sejak Kamis lalu, termasuk 51 tahanan yang dibebaskan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan Shalit.”
Pada tahun 2011 Hamas mencapai, melalui mediator Mesir dan Jerman, kesepakatan dengan “Israel” yang mengatur pembebasan tahanan Palestina dari penjara “Israel” dalam pertukaran untuk pembebasan prajurit “Israel” Gilad Shalit yang ditangkap dan ditawan pada tahun 2006.
Al-Anani mencatat bahwa “pasukan penjajah menangkap 22 anggota parlemen di Dewan Legislatif Palestina sementara mayoritas tahanan dipindahkan ke penahanan administratif yang menunjukkan keinginan mereka untuk mengabadikan penahanan administratif, bukannya mencari solusi untuk menanggapi para tahanan yang mogok makan untuk menuntut keadilan.”
(banan/arrahmah.com)