AMMAN (Arrahmah.com) – Puluhan ribu warga Yordania menggelar aksi demonstrasi di kota-kota dan desa-desa dari Yordania Utara sampai Yordania Selatan, Selasa (13/11) malam. Aksi massa terjadi setelah rezim Yordania mengumumkan kenaikan harga barang dalam angka yang belum pernah terjadi sebelumnya. Demikian TV Al-Jazera melaporkan.
Puluhan ribu demonstran meneriakkan tuntutan “lengserkan rezim!”. Aksi demonstrasi berakhir dengan kekerasan dan kekacauan di beberapa kota dan wilayah. Terutama di kota Karak dan Ma’an di Yordania Selatan, kota Ramtha dan Mafraq di wilayah perbatasan Yordania-Turki.
Sementara itu Persatuan Guru Yordania mengumumkan akan menggelar pertemuan mendadak pada Rabu (14/11) pagi untuk membahas perkembangan situasi saat ini. Ada kemungkinan Persatuan Guru akan menggelar aksi mogok massal.
Pemerintah Yordania baru saja menaikkan harga-harga kebutuhan pokok dengan angka kenaikan yang sangat fantastis. Harga gas rumah tangga naik 55 persen, gas dan solar naik 25 persen dan bensin naik 12 persen. Padahal barang-barang tersebut merupakan kebutuhan pokok sangat vital bagi rakyat Yordania untuk menghangatkan diri pada musim dingin ini. Transportasi umum Yordania juga memakai semua bahan bakar tersebut.
Perdana Mentri Yordania Abdullah Ensour muncul di stasiun TV nasional Yordania pada Selasa malam untuk mengumumkan keputusan penaikan harga barang. Ia menjelaskan sejumlah alasan dan mengancam pihak oposisi, kelompok Ikhwanul Muslimin, untuk tidak memperalat kebijakan tersebut untuk menggerakkan rakyat menentang rezim..
Tak lama setelah pengumuman di stasiun TV nasional, puluhan ribu rakyat Yordania berdemonstrasi di kompleks Departemen Dalam Negeri di pusat ibukota Amman. Massa yang marah dengan kebijakan rezim menyegel gedung. Ribuan polisi dan tentara dikerahkan oleh rezim untuk mencegah meletusnya kerusuhan.
Untuk pertama kalinya dalam demonstrasi selama dua tahun terakhir, ribuan rakyat Yordania meneriakkan tuntutan “lengserkan rezim!” Puluhan ribu demonstran di kompleks gedung Departemen Dalam Negeri bertekad untuk bertahan sampai rezim Yordania mencabut kembali kebijakannya.
Di kota Karak, ribuan demonstran melempari gedung walikota dengan batu. Ratusan massa lainnya berupaya untuk menerobos ke dalam gedung, namun aparat keamanan menggagalkannya dengan tembakan gas air mata. Di sejumlah jalan raya utama dalam kota, aparat keamanan menutup jalan untuk menghambat aksi lebih luas para demonstran.
Di kota Ma’an, 250 km selatan ibukota Amman, puluhan ribu demonstran menggelar aksi protes dengan memblokade jalan raya dan membakar ban. Mereka mengecam raja Abdullah dan menuntut PM Abdullan Ensour untuk mundur. Mereka juga menggelar aksi mogok massal pada Rabu (14/11).
Kemarahan dan kerusuhan serupa meledak di kota Tufailah, Ramtha, Irbid dan hampir seluruh wilayah Yordania lainnya. Di kota Mazar dan Mafraq, ribuan demonstran membakar gedung-gedung pemerintahan. Massa yang marah juga menurunkan dan membakar foto raja Abdullah. Mereka menuntut rezim untuk mundur.
(muhib almajdi/arrahmah.com)