BANDUNG (Arrahmah.com) – Aksi Bela Ulama digelar oleh massa dari sejumlah elemen masyarakat Islam di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (26/1/2016). Mereka mendesak Polda Jabar menghentikan kriminalisasti terhadap Ulama, Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab.
Massa Aksi Bela Ulama terpantau mulai bergerak pukul 09.40 WIB dari Masjid Pusdai menuju Gedung Sate. Sebelum bergerak, massa terlebih dulu menggelar salat subuh dan salat dhuha berjamaah di Masjid Pusdai.
Mobil komando menjadi penuntun massa yang long march menuju Gedung Sate. Polisi menutup sebagian Jalan Diponegoro untuk menjaga aksi tersebut. Akibatnya, kemacetan terjadi di sekitar Jalan Diponegoro.
Selama perjalanan massa menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung dan sesekali menyuarakan gema takbir. Mereka juga membentuk barikade mencegah penyusup.
Berbagai atribut yang berisi berbagai aspirasi dibentangkan oleh massa. Di antaranya ‘Copot Kapolda Jabar dan Bubarkan GMBI’, ‘Kami Siap Ganyang PKI’, ‘Hidup Mulia atau Mati Syahid Demi Bela Islam dan NKRI’.
Koordinator aksi bela ulama, Asep Syaripudin menyatakan permintaan penghentian proses hukum terhadap Imam Besar FPI itu beralasan. Pasalnya, proses hukum terhadap Rizieq Shihab kental muatan politik.
“Kami melihat apa yang dilakukan kepada (Habib Rizieq ) subtansi hukumnya tidak ada, tapi lebih kepada muatan politik,” kata Asep dalam orasinya seperti dilansir detikcom.
Saat ini Rizieq Shihab memang sedang menjalani proses hukum di Polda Jabar dalam kasus dugaan penghinaan lambang dan dasar negara Pancasila.
Habib Rizieq dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri dengan Pasal 154a KUHP tentang penodaan terhadap lambang negara dan Pasal 320 KUHP. Ia telah menjalani pemeriksaan perdana di Polda Jabar, Kamis (12/1) lalu.
Asep menilai Rizieq hanya mengkritik poin-poin Pancasila usulan Sukarno, bukan melakukan penghinaan terhadap Pancasila seperti yang dituduhkan Sukmawati Soekarnoputri.
“Kami tidak akan terima dan rela ulama dikriminalisasi. Kami akan bergerak dan mendukung. Kalau Rizieq Shihab nanti dipanggil lagi, kami siap mengawal,” kata Asep.
Dia juga menyatakan telah meminta Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk mencopot Irjen Pol Anton Charliyan dari jabatannya sebagai Kapolda Jabar.
(azm/arrahmah.com)