SRINAGAR (Arrahmah.com) – Di Kashmir, sebuah aksi mogok diperkirakan akan berakhir sekitar 50 jam sejak Senin (11/5) sore untuk sebagai wujud protes melawan diselenggarakannya pemilihan Parlementer India pada Rabu mendatang di distrik Baramulla, Kupwara dan Bandipora.
Seruan aksi mogok ini diberikan oleh pemimpin senior Kashmiri Hurriyet, Syed Ali Gilani agar komunitas internasional mengetahui bahwa rakyat Kashmir menolak sandiwara pemungutan suara yang diadakan di wilayahnya.
APHC dan organisasi Hurriyet lainnya telah menyeru warga untuk secara total memboikot pemilihan.
Sedikitnya dua belas orang cedera ketika tentara India menembakkan senjata berat dan gas air mata terhadap para demonstran yang terdiri dari massa pro-pembebasan dan anti-India di Rajouri Kadal, Bohri Kadal, Nowhatta, Aali Kadal dan Saraf-Kadal di Srinagar.
Juru bicara APHC dalam pernyataannya Senin (11/5), menekankan pada tekanan yang menimbulkan jatuhnya korban warga sipil oleh tentara pemerintah India agar mengikuti pemungutan suara yang hanya ‘pura-pura’ tersebut.
Direktur Eksekutif Kashmir Centre London, Profesor Nazir Ahmed Shawl dalam pernyataanya dengan keras mengutuk diteruskannya penahanan atas kepala Mirwaiz Umar Farooq dan pemimpin HUrriyet, syed Ali Gilani, Agha Syed Hassan Al-Moosvi dan Nayeem Ahmed Khan.
Sementara itu, empat orang tewas dan 47 lainnya cedera dalam aksi yang sama di Srinagar, Kupwara, Pampore, Mattan, Jammu, dan Bhaderwah. (Althaf/arrahmah.com)