Ada pemandangan menarik saat sidang kasus majalah porno Playboy yang menghadirkan dua saksi model foto ‘telanjang’. Yakni aksi demonstrasi itu datang dari Muslimah Bekasi Peduli Umat (MBPU) dan Front Pembela Islam (FPI). Mereka meneriakan kata-kata kecaman terhadap dua bintang Playboy Indonesia, Andhara Early dan Xochitl Pricilla alias Fla Tofu.
Dua model majalah Playboy ini hadir sebagai saksi persidangan kasus pelanggaran norma kesusilaan yang menghadirkan terdakwa Erwin Arnada, pemimpin redaksi Playboy di Indonesia.
Hadirnya dua organisasi Islam di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, siang kemarin, memberi warna tersendiri dalam persidangan yang berlangsung selama lebih kurang tiga jam.
MBPU datang secara khusus karena mengetahui agenda persidangan pemeriksaan saksi dari pihak Playboy Indonesia, yakni Andhara Early dan Fla Priscilla. Early diperiksa sebagai saksi karena pernah menjadi model cover perdana Playboy Indonesia.
Sementara,Fla diperiksa karena menjadi model edisi kedua majalah berlogo kelinci putih tersebut. Kemarahan kedua ormas tersebut meninggi ketika Ketua Majelis Hakim Efran Basyuni memutuskan sidang tertutup untuk umum.
Kedua ormas tersebut langsung menggelar orasi di dalam gedung PN Jakarta Selatan. Sayangnya, sidang dilakukan secara tertutup. Akibatnya tidak bisa diketahui apa saja yang jadi pertanyaan dan jawaban dari mereka.
Begitu sidang selesai, Fla dan Early langsung diselamatkan––masuk ke ruangan Jaksa. Soalnya, begitu sidang selesai, massa MBPU yang rata-rata ibu-ibu, berusaha menerjang masuk dan mengejar Fla dan Early.
Tidak hanya mengejar, Early dan Fla juga diteriaki kecaman dan sebutan-sebutan tak terpuji. Usai menjalani persidangan dua model “porno” itu langsung menghindar tanpa memberikan keterangan pers. Andhara langsung menuju mobil Honda Stream, yang sudah lama menunggunya di pelataran Gedung PN Jaksel.
Namun, mobil yang dikendarai Early dan Fla tetap dikejar- kejar anggota FPI dan MBPU. Kepada pers, Early mengatakan, tidak merasa tegang duduk di kursi pengadilan sebagai saksi. “Sebagai warga negara yang baik, saya selalu berusaha mematuhi panggilan dari aparat hukum. Di dalam, saya ditanya 10 pertanyaan.
“Sidang berjalan lancar kok. Saya dimintai keterangan seputar majalah Playboy. Saya memberikan keterangan sesuai dengan yang saya tahu. Tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi,” katanya tak ada raut menyesal atau kecewa atas perbuatannya. Sementara itu, pihak Front Pembela Islam (FPI) mengaku kecewa atas persidahangan yang tertutup.
Sidang terpaksa ditunda menyusul protes FPI. Ketua Majelis Hakim Efran Basuning menyatakan sidang berlangsung tertutup karena kasus menyangkut pelanggaran kesopanan dan kesusilaan.
FPI berteriak-teriak dan menuduh majelis hakim dan jaksa bersikap telah menerima sejumlah uang dari Playboy. Akibat reaksi FPI sidang yang menghadirkan tiga orang saksi karyawan majalah Playboy tersebut akhirnya ditunda hingga Kamis mendatang.
Sebagaimana diketahui, Erwin Arnada, pemimpin redaksi Playboy di Indonesia diajukan ke meja hijau setelah didakwa menyiarkan gambar-gambar yang melanggar norma kesusilaan. Erwin diancam pidana penjara selama dua tahun delapan bulan karena media yang dipimpinnya dianggap menyiarkan gambar-gambar yang dinilai melanggar kesopanan. [cha, berbagai sumber]