Akibat prosedur yang berbelit-belit dan sikap mempersulit aparat keamanan Israel, khususnya di pintu-pintu masuk menuju Masjid Al Aqsha, menyebabkan jumlah kaum muslimin yang akan sholat di masjid tersebut pada bulan Ramadhan berkurang dratis.
Sejak awal Ramadhan, Aparat keamanan Israel memberlakukan syarat umur tertentu bagi warga Palestina yang diijinkan masuk ke Masjid Al Aqsha. Selain itu, warga Palestina yang datang dari Tepi Barat juga harus melalui puluhan pemeriksaan di chek point baik ketika memasuki Kota Jerusalem, Distrik Al Qodimah maupun di pintu-pintu masjid Al Aqsha yang menyebabkan banyak warga Palestina yang dilarang masuk atau harus menunggu berjam-jam.
Namun demikian, menurut laporan Al Jazeera, sejumlah lembaga dan yayasan amal masih menjalankan beberapa kegiatannya seperti penyediaan buka bersama dan sahur di masjid Al Aqsha selama bulan puasa. Hal ini memungkinkan sejumlah jamaah Masjid bisa bertahan tanpa harus keluar masuk Al Aqsha.
Kegiatan pengajian dan ceramah umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Wakaf Palestina di Masjid Al Aqsha masih berjalan namun dengan jumlah pengunjung yang sangat sedikit.
Berkaitan dengan hal ini, Mufti Al Quds dan Palestina, Sheikh Muhammad Hussein juga membenarkan adanya upaya mempersulit dari aparat Israel untuk mengurangi jumlah warga Palestina yang ingin melaksanakan sholat tarawih di Masjid Al Aqsha. Menurut Sheikh Muhammad, otoritas penjajah Israel hanya mengijinkan mereka yang berumur 45 tahun bagi laki-laki dan 35 bagi perempuan untuk bisa sholat di Masjid Al Aqsha. Pemberlakukan syarat ini, menurut Sheikh Muhammad, menyebabkan ratusan warga Palestina ditolak masuk ke Al Aqsha.
Di antara prosedur lainya yang diterapkan Israel adalah pelarangan para pemuda di sekitar Al Aqsha untuk mendekat atau masuk ke Masjid Al Aqsha untuk jangka waktu tertentu. Israel juga sengaja memindah tempat parkir mobil ke lokasi yang jauh dari masjid dan penjatuhan denda yang tinggi bagi yang melanggarnya, menyebabkan banyak warga Palestina yang mengurungkan niatnya untuk sholat di Al Aqsha. Israel juga menutup pintu masuk ” Al Magharabah”, salah satu pintu masuk ke Al Aqsha.
Mengenai tujuan dibalik prosedur berbelit-belit itu, Qodhi ( Hakim) Palestina, Sheikh Taesyir Attimimi, mengatakan, dengan pemberlakukan prosedur yang berbelit-belit, Israel ingin menjauhkan warga Palestina dari Masjid Al Aqsha.
“Jika warga Palestina tidak lagi berkunjung ke Al Aqsha maka ikatan bathin dan idiologi rakyat Palestina dengan masjid ini akan terputus sehingga mempermudah bagi Israel untuk untuk menguasai sepenuhnya Al Aqsha dan Kota Jerusalem,” ungkap Sheikh Taesyir.
“Akibat prosedur berbelit-belit ini, jumlah orang yang sholat di Al Aqsha khusunya shalat Tarawih sangat sedikit, jumlahnya seperti pada hari-hari biasa,” ujar Sheikh Taesyir Attimimi. [Hanin Mazaya/alj/SI]