KIRKUK (Arrahmah.com) – Suku-suku muslim sunni Irak di kawasan Tamim yang bangkit melawan kezaliman rezim Syiah Irak menegaskan tewasnya Brigjend Ali Syakir, komandan Pasukan Khusus Anti Teror (SWAT) propinsi Shalahuddin, yang melakukan pembantaian keji terhadap lebih dari 50 demonstran muslim sunni di kota Huwaijah, laporan harian Irak Al-Wathan al-Arabi.
Kantor berita Al-Yaqin melaporkan dari sumber-sumber yang dekat bahwa suku-suku muslim Irak yang bangkit melawan rezim Syiah Irak di propinsi Kirkuk juga membentuk Dewan Suku Arab, dengan mempersenjatai penduduk untuk menghadapi serangan biadab pasukan rezim Syiah Irak pimpinan PM Nouri Al-Maliki. Mereka menolak proses tawar-menawar apapun dengan rezim.
Sumber-sumber itu menyebutkan berita yang tersebar luas mengenai tewasnya komandan pasukan SWAT, Brigjend Ali Syakir, yang memimpin pasukannya menyerbu ribuan demonstran di I’tisham Square, kota Huwaijah pada Selasa (23/4/2013) lalu. Serangan biadab itu menewaskan lebih dari 50 demonstran muslim sunni dan mencederai lebih dari 100 lainnya.
Kepala pemerintahan sementara distrik Thuz Khurmato, Syalal Abud, pada hari Kamis (25/4/2013) mengakui bahwa pihak suku-suku muslim lokal telah menguasai desa Sulaiman Bek dalam distrik tersebut sejak Kamis malam. Mereka terlibat pertempuran sengit selama 24 jam dan akhirnya memukul mundur beberapa helikopter tempur dan pasukan darat rezim Syiah Irak dari desa tersebut.
Abud menambahkan bahwa pasukan rezim Syiah Irak telah melarikan diri dari desa Sulaiman Bek, distrik Thuz Khurmato dalam propinsi Kirkuk setelah kewalahan menghadapi perlawanan suku-suku lokal.
Pasca kaburnya pasukan rezim Syiah Irak, menurut Abud, pihak kepolisian lokal dan milisi Shahwat loyalis rezim Syiah Irak di desa Sulaiman Bek telah menyerahkan persenjataan mereka kepada suku-suku lokal. Mereka mengosongkan posko-posko militer tepat mereka bertugas, kembali ke rumahnya dan berhenti dari pekerjaannya di bagian keamanan. (muhibalmajdi/arrahmah.com)