QUNAITIRAH (Arrahmah.com) – Saat ketegangan meningkat di kota Umm Batnah, Qunaitirah tengah, kelompok perlawanan Suriah mengadakan negosiasi yang dimediasi oleh Komite Rekonsiliasi Qunaitirah (QRC) dan Komite Sentral Daraa (DCC).
Pihak-pihak dalam negosiasi sepakat untuk mendeportasi 130 anggota kelompok perlawanan Suriah bersama beberapa keluarga mereka ke Suriah utara.
Dikutip dari Enab Baladi (20/5/2021), dilaporkan bahwa keputusan deportasi dibuat bersama oleh anggota kelompok perlawanan Suriah dan pejabat rezim Suriah tanpa koordinasi dengan QRC atau DCC.
Horan Free League melaporkan pada Kamis (20/5) bahwa sekitar 130 orang anggota kelompok perlawanan Suriah dideportasi di hadapan Polisi Militer Rusia menuju ke penyeberangan Abu al-Zendan, yang menghubungkan daerah-daerah yang dikuasai rezim dan oposisi.
Kesepakatan antara warga kota dan pejabat rezim juga mengatur pembebasan dua pria dari kota yang ditahan oleh rezim.
Deportasi tidak mungkin dilakukan oleh para mediator, terutama DCC.
DCC berusaha menghasilkan solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dalam negosiasi. DCC menyarankan agar orang-orang yang diinginkan oleh pasukan rezim di kota itu dipindahkan ke provinsi Daraa.
Solusi ini menyerupai skenario yang diterapkan pada ketegangan kota Tafas, Daraa. Namun, kesepakatan deportasi menggagalkan upaya DCC untuk mencapai kompromi.
Sejak dikuasai oleh pasukan rezim pada Juli 2018, ini adalah pertama kalinya provinsi Quneitra menyaksikan pengepungan, ancaman deportasi, dan akhirnya deportasi yang sebenarnya. (hanoum/arrahmah.com)