KALIMANTAN BARAT (Arrahmah.com) – ”Ini sejarah bagi Kabupaten Sambas, karena telekonferensi inilah yang pertamakali diselenggarakan,” ucap Bupati Sambas Hj Juliarti Djuhardi Alwy, dalam sambutan peresmian Fasilitas Kuliah Telekonferensi di Kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Dewan Dakwah Sambas, Kalimantan Barat, Selasa (27/8).
Bupati Sambas didampingi dua anggota DPRD setempat, Mantan Bupati Sambas Burhanuddin A Rasyid, Ketua MUI Sambas Ahmadi Muhammad, Camat Sambas, Lurah Lubuk Dagang, dan Kepala Bidang Sosial Pemkab Sambas HM Satono beserta staf. Turut hadir Manager Cabang Bank Muamalat Indonesia Sambas.
Bertindak sebagai tuan rumah, Ketua Dewan Dakwah Perwakilan Kalimantan Barat H Nashrullah, Ketua Dewan Dakwah Sambas Burhanuddin A Rasyid, Wakil Direktur ADI Sambas H Zulkifli, Asaatidz, dan mahasiswa ADI Sambas.
Sedang dari Jakarta hadir Ketua STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) M Natsir, DR Mohammad Noer, dan Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah Ustadz H Ade Salamun MSi.
Mereka melakukan komunikasi jarak jauh interaktif secara audio-visual dengan Ketua Umum Dewan Dakwah Ustadz Syuhada Bahri, yang didampingi Direktur PT Adhimix Precast Yunus Wahyudi dan Sekretaris Korporat Yaniex Erawati serta para Manager di Kantor Pusat PT Adhimix di Jakarta.
Bupati Sambas menyatakan, telekonferensi di Kampus ADI ini akan menjadi catatan emas dalam sejarah Sambas. ”Kami turut bangga dan berterima kasih kepada Dewan Dakwah,” ujar Hj Alwy.
Wakil Direktur Akademi Dakwah Indonesia Sambas, HM Satono, menuturkan, ADI Sambas merupakan pengembangan dari Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah (LPDI) yang mulai beroperasi sejak 21 Juni 2007 di Komplek Masjid Agung Baabul Jannah Sambas.
”LPDI telah meluluskan 4 angkatan yang terdiri lebih 100 alumnus (laki-laki dan perempuan). Mereka sebagian telah bertugas di daerah asal masing-masing atau di luar Sambas, dan sebagian lagi melanjutkan kuliah di STID M Natsir Jakarta,” ungkap Satono yang juga alumnus STID M Natsir. Kini, yang masih kuliah di ADI sebanyak 46 mahasiswa, 18 di antaranya ikhwan.
ADI Sambas yang diresmikan oleh Menko Hatta Radjasa pada 2013, dibangun dengan bantuan dari Baituz Zakah Kuwait melalui LAZIS Dewan Dakwah Pusat ditambah swadaya masyarakat. Di antaranya berupa masjid, dua buah local, dan tempat wudhu.
Sedang bantuan dari Pemkab Sambas senilai Rp 2,5 milyar di antaranya berupa rumah ustadz dan asrama putri.
Adapun bantuan dari PT Adhimix melalui LAZIS Dewan Dakwah Pusat, berbentuk fasilitas pendidikan berupa piranti akses internet dan kuliah jarak jauh (telekonferensi), laboratorium komputer, dan perpustakaan senilai hampir 300 juta.
Menurut Yunus Wahyudi, bantuan itu dimaksudkan untuk membersihkan harta yang diperoleh dari keuntungan perusahaannya.
”Bantuan ini alhamdulillah sangat bermanfaat bagi ADI, misalnya untuk menyelenggarakan kuliah pada materi dan dosen tertentu yang hanya bisa disampaikan dari Pusat. Akses internet beserta komputer dan perpustakaan niscaya juga akan membuka cakrawala para dosen dan mahasiswa sehingga mampu mengikuti dan menyikapi perkembangan jaman,” tutur HM Satono.
Ia menambahkan, selanjutnya ADI Sambas mengundang para pendukung kaderisasi dakwah untuk mewujudkan asrama putra dan fasilitas penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak. ”Penyelenggaraan TK ini dimaksudkan sebagai bentuk pengabdian masyarakat para mahasiswa sekaligus ajang latihan terjun ke masyarakat,” ucap Satono.
ADI Sambas juga membuka kesempatan kepada para donatur untuk mewujudkan laboratorium pertanian dan perkebunan produktif. ”Masih luas lahan di sekitar kampus ini yang dapat kita bebaskan dan manfaatkan untuk kepentingan dakwah dan pengembangan masyarakat sekitar,” kata Ketua Burhanuddin. (nurbowo)
(Ukasyah/arrahmah.com)