JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam berbagai kesempatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah terlibat dalam korupsi proyek Wisma Atlet dan Sport Center di Hambalang. Bahkan Anas sesumbar siap digantung jika terbukti menikmati uang korupsi dari dua proyek tersebut.
“Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, gantung Anas di Monas!” ucap Anas di kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta, Jumat (9/3).
Sampai saat ini KPK terus mendalami dugaan keterlibatan Anas dalam proyek Hambalang. Beberapa hari lalu Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan Anas terlibat dalam proyek bernilai Rp1,5 triliun itu. Anas disebutnya yang mengurusi sertifikat tanah Hambalang. Apa yang disampaikan Bambang hanya meneruskan kesaksian Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Demokrat, Ignatius Mulyono yang mengaku diminta Anas menghubungi pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar segera mengeluarkan sertifikat Hambalang.
Ketua KPK Abraham Samad menguatkan apa yang disampaikan Bambang Widjojanto. “Kalau Mas Bambang Widjojanto sudah sampaikan itu kepada publik itu benar. Karena Mas Bambang salah satu pimpinan KPK (Bidang Penindakan dan Pencegahan), ya berarti itu benar,” kata Abraham, Senin malam (30/4).
Hingga kini KPK terus menyelidiki dugaan penyelewengan proyek Hambalang. Dikatakan Jurubicara KPK Johan Budi SP, hampir tiap hari dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Dalam waktu dekat KPK bahkan akan memeriksa Anas.
Dalam Persidangan terdakwa M Nazaruddin terungkap, sekitar Januari 2010, Nazaruddin, Anas, dan Ignatius Mulyono mengadakan pertemuan dengan Joyo Winoto di Restoran Nippon Kan Jakarta untuk membicarakan sertifikat Hambalang. Dalam pertemuan Anas meminta pada Joyo supaya sertifikat bisa dikeluarkan. Lobi Anas sukses. Tak lama setelah pertemuan tersebut sertifikat tanah Hambalang terbit. Informasi yang diperoleh Rakyat Merdeka Online dari internal KPK menyebut bahwa sertifikat diantar langsung oleh Joyo kepada Anas di ruang kerjanya langsung yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi X DPR RI.
Selain mengurusi sertifkat tanah, Anas diduga juga ikut meloloskan PT Adhi Karya dan Wijaya Karya. Kedua pelat Atas upaya ini Anas kemudian menerima konpensasi sebesar Rp50 miliar. Diduga juga, uang kemudian dibawa ke Kongres Partai Demokrat di Bandung sebagai modal untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum.
Berkaitan dengan semakin menguatnya kabar keterlibatan Anas, muncul pesan viral yang berisi ajakan agar ikut serta menjadi Panitia Persiapan Gantung Anas di Monas (PP GAM). Dalam pesannya, si penyebar pesan mengajak para aktivis untuk bergabung dalam kepanitiaan PP GAM. Susunan kepanitian PP GAM sendiri akan diumumkan pada saat deklarasi PP GAM yang akan dilangsungkan di gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat besok lusa.
Entah siapa yang pertama kali menyebarkan yang muncul dan menyebar dalam BlackBerry Massanger (BBM) ini? Tapi pesan dikirim atas nama Pecat alias Pemuda Cinta Tanah Air sebagaimana tertetera pada kata pembuka kalimat pertama pesan tersebut.
PECAT (Pemuda Cinta Tanah Air) mengundang rekan rekan aktivis untuk bergabung dalam Panitia Persiapan Gantung Anas di Monas (PP GAM). Susunan kepanitiaan PP GAM akan diumumkan saat deklarasi PP GAM, Senin, 8 mei di Gd. YLBHI, Jl Diponegoro, Jakpus.
Segera daftarkan diri anda ke 081569144XXXX
Salam PECAT
YOSEP RIZAL
Begitu tulisan pesan tersebut . (bilal/rmol/arrahmah.com)