CIAMIS (Arrahmah.com) – Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat (PWA Jabar) periode 2015-2020 menyatakan terus fokus membumikan dakwah sosial. Salah satu fokusnya adalah menurunkan tingkat kekerasan terhadap anak, human trafficking serta berbagai masalah sosial dan kesehatan di Jabar.
“Kami memiliki program TB Care Aisyiyah yang sudah berjalan. Program ini harus dilanjutkan sebagai bentuk konkrit dakwah sosial Aisyiyah,” tegas Ketua Umum PWA Jabar, Muthiah Umar di arena Musyawarah Wilayah Aisyiyah Jabar, Stikes Ciamis, Selasa (22/12/2015), lansir Pikiran Rakyat online
Aisyiyah bekerjasama juga dengan BP3TKI Jawa Barat, untuk pelatihan terhadap purna atau mantan TKI. Dengan memiliki keterampilan yang memadai, mereka tidak harus kembali menjadi TKI.
“Kami sudah melaksanakan program tersebut. Di antaranya di Kabupaten Indramayu, Cirebon, Sumedang, Bandung Barat, Cianjur dan Garut. Kegiatan serupa juga diagendakan untuk daerah lain,” tuturnya.
Aisyiyah Jabar, lanjut Muthiah, berikhtiar tidak hanya menguatkan dakwah sosial, akan tetapi juga kesehatan dan pendidikan. Langkah tersebut dalam rangka menguatkan umat pada level makro dan keluarga dalam level mikro.
“Keluarga adalah tempat awal dilakukannya proses pendidikan. Kami melihat ini lah ladang jihad seluruh aktivis Aisyiyah. Keluarga yang sehat, mandiri dan hebat, akan melahirkan generasi muda Muslim yang berkualitas,” tegasnya.
Menurut Muthiah, salah satu bentuk dakwah yang dilakukan untuk membangun keluarga yang mandiri dan sejahtera adalah dengan mendirikan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Kencana Pasundan. Saat ini PPKS ada di Kota Bandung.
Aisyiyah di Jabar ada sejak tahun 1937. Pada awal berdirinya, dimulai dengan 24 cabang dan ranting Aisyiyah. Salah satu amal usahanya adalah membuka Stikes Aisyiyah Bandung, yang bersebelahan dengan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
“Di berbagai daerah, kami juga memiliki amal usaha berupa panti asuhan dan lembaga pendidikan semua tingkatan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jabar, Andriyana menyerukan agar seluruh warga Muhammadiyah menguatkan barisan melawan segala bentuk takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC) model baru. Di antaranya adalah korupsi yang kiat merusak bangsa.
“TBC model sekarang sudah lebih canggih. Lihat saja adanya sihir dalam sinetron-sinetron di televisi. Gurah, jimat diiklankan dengan terbuka. Rasionalitas masyarakat diuji dan kita harus terus bergerak cepat mencerahkan umat,” tegas kandidat doktor Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut.
Terkait kegiatan muswil, Andri mengingatkan semua musyawirin untuk berfokus kepada perbaikan kinerja organisasi Muhammadiyah Jabar lima tahun ke depan. Ketua PWM itu memang penting, lanjutnya, tetapi sebaiknya perhatian tidak diarahkan semua ke sana.
“Mari perkuat sistem, ini organisasi yang usianya sudah seabad lebih. Siapapun ketuanya, ketika sistemnya sudah berjalan dengan baik, maka semuanya akan berjalan lancar, apalagi Muhammadiyah menganut sistem pimpinan,” tegas Andri. (azm/arrahmah.com)