AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Kebocoran bahan bakar dan akibat pencemaran air berkepanjangan di Pangkalan militer salibis Amerika Serikat (AS), Korps Marinir AS terbesar di Camp Lejeune, North Carolina telah menewaskan banyak personel militer AS dan warga sipilnya yang tinggal di sekitar pangkalan tersebut.
Masalah kontaminasi air di pangkalan itu terjadi antara 1957-1987 selama periode anggota layanan Marinir AS dan keluarga mereka menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk minum dan mandi.
Hal ini terjadi karena kamp militer AS tidak belajar resiko kesehatan air setelah bahan kimia beracun yang ditemukan pada awal 1980-an.
Pangkalan Marinir juga telah gagal untuk memberitahu para Marinir dan keluarga mereka, dengan alasan bahwa menghubungi 750.000 sampai 1 juta personel militer dan warga sipil yang tinggal di Camp Lejeune selama dekade itu tidak akan mudah.
Penduduk sipil yang tinggal di sekitar markaz besar militer salibis AS itu, kemudian mengidap kanker atau sejenis masalah kesehatan yang serius, yang diyakini disebabkan oleh air minum yang beracun.
The Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) saat ini sedang mempelajari efek dari paparan racun pada mantan penduduk Camp Lejeune, yang tinggal atau bekerja di pangkalan marinir sebelum 1986 dan diharapkan untuk merilis temuannya pada tahun 2014 awal.
AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Kebocoran bahan bakar dan akibat pencemaran air berkepanjangan di Pangkalan militer salibis Amerika Serikat (AS), Korps Marinir AS terbesar di Camp Lejeune, North Carolina telah menewaskan banyak personel militer AS dan warga sipilnya yang tinggal di sekitar pangkalan tersebut.
Masalah kontaminasi air di pangkalan itu terjadi antara 1957-1987 selama periode anggota layanan Marinir AS dan keluarga mereka menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk minum dan mandi.
Hal ini terjadi karena kamp militer AS tidak belajar resiko kesehatan air setelah bahan kimia beracun yang ditemukan pada awal 1980-an.
Pangkalan Marinir juga telah gagal untuk memberitahu para Marinir dan keluarga mereka, dengan alasan bahwa menghubungi 750.000 sampai 1 juta personel militer dan warga sipil yang tinggal di Camp Lejeune selama dekade itu tidak akan mudah.
Penduduk sipil yang tinggal di sekitar markaz besar militer salibis AS itu, kemudian mengidap kanker atau sejenis masalah kesehatan yang serius, yang diyakini disebabkan oleh air minum yang beracun.
The Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) saat ini sedang mempelajari efek dari paparan racun pada mantan penduduk Camp Lejeune, yang tinggal atau bekerja di pangkalan marinir sebelum 1986 dan diharapkan untuk merilis temuannya pada tahun 2014 awal.