ALEPPO (Arrahmah.com) – Saat perubahan distribusi kekuatan di dalam kota Aleppo tampaknya telah berhenti, media Barat dan Arab mulai berbicara tentang berhentinya pertempuran besar di Aleppo dalam hubungannya dengan penerbitan laporan oleh surat kabar Turki yang mengungkapkan dokumen yang bocor mengenai kesepakatan Amerika-Rusia tentang Aleppo dan Operasi Eufrat yang diluncurkan bulan September.
Surat kabar Yeni Safak melaporkan dari sumber yang dirahasiakan tentang kesepakatan yang dicapai antara Turki dan Rusia yang bertujuan untuk menyabotase rencana Amerika di Suriah utara, seperti dilansir Zaman Alwasl pada Rabu (2/11/2016).
Abu Yusuf Al-Muhajir, juru bicara militer Ahrar Syam mengklarifikasi kepada reporter Zaman Alwasl di Aleppo bahwa apa yang surat kabar Turki terbitkan tentang kesepakatan Turki-Rusia tidak mempengaruhi mereka karena masih rumor dan belum dikonfirmasi baik oleh Turki maupun Rusia. Bagaimanapun, Al-Muhajir mempertanyakan tentang imbalan apa yang diambil oleh Rusia untuk menyerahkan Aleppo jika rumor tersebut benar.
Mengenai berakhirnya pertempuran di Aleppo yang digambarkan media tersebut, ia menjelaskan: “Pertempuran untuk Aleppo tidak akan berhenti sampai pengepungan di lingkungan timur berakhir dan jalan dibuka antara wilayah itu dan pedesaan.” Ia menjelaskan harus dibedakan antara penghentian pertempuran dan waktu-waktu hening
Al-Muhajir mengatakan bahwa alasan berkurangnya laju pertempuran adalah persiapan dilakukannya tahap kedua dari pertempuran besar untuk Aleppo. Ia menilai bahwa Operasi Eufrat akan memakan waktu lama untuk mencapai Aleppo, terutama setelah kemajuan terbaru yang diraih ISIS dalam pertempuran di lingkungan desa Akhtarin, pedesaan utara Aleppo.
Ia menegaskan: “Ruang operasi Jaisyul Fath bertekad untuk mematahkan pengepungan di Aleppo dan maju ke dalamnya karena kami berhadapan dengan kenyataan yang mengatakan bahwa Aleppo dikepung dan mematahkan pengepungan pada warga sipil adalah non-negosiasi, dan kami tidak mengandalkan hal seperti itu dan kami akan terus bertempur sampai pejuang terakhir.”
Mengenai tujuan pertempuran, Al-Muhajir mengatakan, “Apa yang kami bisa pastikan saat ini adalah bahwa pertempuran bertujuan untuk mengakhiri pengepungan di lingkungan timur dan membuka rute untuk penduduknya, mengenai pembebasan semua Aleppo bisa dibicarakan setelah pengepungan dipatahkan.”
Mengenai informasi yang beredar tentang berhentinya aktivitas jet tempur Rusia dan angkatan udara Rusia tidak memberikan dukungan udara untuk rezim Asad dalam pertempuran di Aleppo, Al-Muhajir menjawab: “Sejak dimulainya hari kemarin, kami menyaksikan 140 serangan udara yang dilancarkan oleh jet tempur Rusia di lokasi kami, sehingga dapat kami katakan Rusia telah menetralkan jet dan tidak menargetkan kami?”
Al-Muhajir menilai bahwa pembicaraan tentang hal itu dimulai oleh Rusia dan sekutunya khususnya setelah Rusia kehilangan kursi di Dewan Hak Asasi Manusia PBB baru-baru ini.
Al-Muhajir menyampaikan pesan kepada penduduk di wilayah Aleppo yang terkepung khususnya dan Suriah umumnya, meminta mereka untuk berdoa untuk para Mujahid dan bersabar. Dia menegaskan bahwa semua peserta dalam pertempuran untuk Aleppo bertekad untuk mematahkan pengepungan dan mereka tidak akan mundur sampai tetes darah terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)