(Arrahmah.com) – Makar dan tipudaya orang kafir untuk menghancurkan jihad dan hasil-hasil jihad fi sabilillah di negeri Syam benar-benar sangat besar, setelah berkali-kali gagal menghancurkan jihad di Suriah dengan berbagai konferensi yang mereka adakan di Oslo, Jenewa dan berbagai tempat lainnya, kini orang-orang kafir dan munafik kembali menggelar konferensi untuk menghancurkan jihad dan Islam tepat di jantung dunia Islam, yakni di Riyadh-Arab Saudi.
Pertemuan yang digelar di kota Riyadh, yang kemudian dikenal dengan nama Konferensi Riyadh tersebut, telah menentukan sebuah daftar akhir yang sangat tidak adil bagi Islam, umat Islam dan Jihad. Diantaranya adalah pembentukan negara sekuler di Suriah dan pengusiran kelompok IS dan seluruh faksi jihad termasuk Jabhah Nushrah, sekaligus ancaman pengeboman dari Rusia dan Amerika bagi faksi-faksi yang tidak mau menaati daftar kekufuran tersebut.
Lebih dari itu, berbagai fitnah pun dihembuskan yang menyatakan, bahwa pihak-pihak Mujahidin yang sempat hadir dalam muktamar tersebut adalah termasuk dalam golongan munafikin, murtaddin yang layak untuk dibunuh dan diperangi, yang dimaksud di sini adalah Harakah Ahrar Syam Al-slamiyah yang kala itu ikut menghadiri Konferensi Riyadh tersebut.
Berkenaan dengan hal ini, Ahrar Syam Al-Islamiyah akhirnya mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan kepada umat alasan Ahrar Syam untuk menyertai konferensi tersebut, sekaligus menjelaskan tentang kebusukan dan pengkhianatan terhadap revolusi Suriah dalam konferensi ini.
Pernyataan ini juga mencalkup sikap Ahrar Syam yang memutuskan secara tegas untuk keluar meninggalkan majelis konferensi dan untuk tidak mengikuti keputusan apapun yang dikeluarkan oleh konferensi kekufuran tersebut.
Berikut terjemahan lengkap penjelasan Ahrar Syam Al-Islamiyah terkait Konferensi Riyadh, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Sabtu (12/12/2015).
Jabhah Al-Islamiyah – Ahrar Syam
Penjelasan Walk Out dari Muktamar Riyadh
Sungguh kami sangat ingin menjadi pelopor untuk setiap inisiatif apapun di bidang politik yang bisa mewujudkan tujuan-tujuan revolusi rakyat kami, dan meringankan beban penderitaan mereka.
Dari titik tolak itulah kami mengikuti secara aktif dalam pertemuan Muktamar Riyadh untuk menghilangkan berbagai pertentangan-pertentangan dan menyatukan perbedaan, meskipun kami menyadari lemahnya daya tawar kami dalam mewakili kelompok-kelompok Mujahidin lain dan adanya oknum-oknum yang diketahui bergabung dengan rezim Suriah.
Kami pergi ke Muktamar Riyadh karena berterima kasih kepada orang yang mengundang kami dan juga membawa tugas dari rakyat kami di dalam negeri, kami telah menjanjikan kepada mereka untuk tetap berperang baik secara politik maupun militer demi menjaga prinsip-prinsip dan ketetapan-ketetapan mereka yang sudah diumumkan sebelumnya.
Namun kami mendapati diri kami berada di depan kewajiban syariat maupun negara yang membuat kami wajib untuk keluar meninggalkan muktamar ini dan menolak semua solusi-solusi yang dikeluarkannya, itu dikarenakan sebab-sebab berikut ini:
- Memberikan peranan penting/mendasar kepada Lembaga Rekonsiliasi Nasional dan oknum-oknum lainnya yang berada di bawah pengawasan rezim, hal ini jelas merupakan bentuk penghancuran yang nyata dan terang-terangan bagi aksi revolusi.
- Tidak mau menerima beberapa catatan-catatan dan tambahan yang disodorkan oleh kelompok-kelompok (revolusi) sebagai pertimbangan ketetapan yang telah disepakati atasnya dalam muktamar, termasuk di dalamnya dokumen lima poin ketetapan dan tidak ada kesungguhan untuk memenuhi harapan dan keinginan rakyat Muslim kami.
- Tidak memberikan peranan penting dan semestinya bagi kelompok-kelompok revolusi baik dalam pelaksanaannya dan tidak pula memberikan ruang bagi mereka untuk berperan dalam menentukan solusi.
Dan kami mundur dari Muktamar ini sembari menyeru kepada kelompok-kelompok Mujahidin dan lembaga-lembaga revolusi yang aktif untuk berhenti dan melakukan perenungan secara historis demi kepentingan agama, umat dan rakyat mereka, memfokuskan pandangan mata mereka terhadap sejauh mana pengorbanan besar mereka yang dipersembahkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dan kesepakatan-kesepakatan ini.
Dan segala puji hanya bagi Allah
Harakah Ahrar Syam Al-Islamiyah
Pimpinan Umum
28 Shafar 1437 H
10 Desember 2015 M
(banan/arrahmah.com)