Sumber Medis di Palestina memberitakan Ahad pagi (25/11) dua mujahid Palestina akhirnya meninggal syahid, setelah keduanya terluka dalam pertempuran dengan serdadu Israel di Kamp Maghazi Timur, tengah Gaza.
Dengan syahidnya kedua mujahid perlawanan ini, maka jumlah syuhada yang meninggal akibat pertempuran dengan Israel dalam 24 jam terakhir menjadi enam orang.
Sumber di kelompok perlawanan gabungan antara Brigade de Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam dan Brigade Nasher Shalahuddin menyebutkan, pihaknya telah melancarkan operasi gabungan yang berhasil melakukan perlawanan sengit kepada serdadu Israel di Kamp Pengungsian Al-Maghazi Timur. Akibatnya dua mujahid dari kedua brigade ini telah menjemput syahidnya. Masing-masing bernama, Yusuf Husen Musa (19 tahun) dari Brigade JI dan Ala Zirai dari Nasher Shalahuddin.
Beberapa waktu sebelumnya sekelompok pasukan perlawanan berhasil melessakan roket-roketnya dari daerah Khanyunis.
Sumber local menyebutkan, pihaknya telah menghancurkan pesawat pengintai Israel tengah malam tadi (25/11) dengan satu roketnya dari jalan Jalal tengah kota Khanyunis.
Roket itu jatuh di daerah kosong dekat dengan rumah keluarga al-Syahid Muhammad Azmi Farwanah. Lalu serangan itu dibalas Israel tetapi tidak mengenai sasaran siapapun.
Sebelumnya, Serdadu Israel di Tepi Barat, membunuh kakek berusian 55 tahun warga Ber Zait, setelah sebelumnya dipukuli dan dianiaya oleh mereka kemarin Sabtu (24/11).
Sumber medis Palestina mengumumkan, seorang warga Palestina, Ziyad Al-Abad Rasyid (55 tahun) kemerin meninggal syahid akibat pemukulan yang dilakukan serdadu Israel yang sedang mengepung wilayah Ber Zait.
Sementara itu menurut sumber local menyebutkan, Rasyid adalah seorang pedagang di pasar Ber Zait. Ia dipukuli dengan pohpor senjata di bagian kepalanya hingga tewas. Serdadu Israel memasuki tokonya dengan alasan sedang mencari para pemuda yang melemparinya ketika serdadu tersebut memasuki wilayah itu.
Sumber keluarga menyebutkan, Rasyid baru menjalani operasi jantung beberapa hari sebelumnya. Serdadu Israel dengan kejam memukulinya hingga meninggal syahid, sebelum ia sampai ke rumah sakit.
Sumber local menyebutkan, sejumlah kendaraan militer Israel kemarin Sabtu memasuki distrik Ber Zait pada jam 6.30 sore. Kemudian mereka melakukan operasi ke tiap rumah dengan memeriksa semua penghuninya. Aksinya ini mendapat perlawanan dari para pemuda yang melemparinya dengan batu. Saat itu Serdadu Israel mengancam akan membakar pasar Ber Zait atau menghancurkanya jika ia mendapat lemparan batu dari para pemuda Palestina.
Sementara itu, Sumber medis Palestina di Gaza kemarin Sabtu (24/11) juga mengumumkan, seorang kakek berumur 69 tahun meninggal akibat tidak diizinkan berobat ke luar Gaza oleh serdadu Israel.
Kakek yang bernama Abdullah Uwaidhah warga Kamp Pengungsian Nazaret sudah lama terkena penyakit kanker yang harus segera diobati. Sehubungan dengan keterbatasan alat dan obat-obatan di Gaza, ia dianjurkan untuk berobat ke luar Palestina. Namun setelah berusaha cukup lama ia tetap tidak diperbolehkan. Karena siasat embargo internasional yang hingga saat ini masih berlangsung.
Sementara itu menurut salah seorang anaknya, telah satu pekan ini minta izin ke pemerintahan Israel agar diperbolehkan keluar Gaza untuk mengobati orang tuanya. Namun usahanya itu sia-sia akibat kebijakan Israel yang semakin menekan rakyat Palestina.
Menurut sumber Medis Palestina, Uwaidhah adalah korban ke 18 yang meninggal akibat tidak diizinkan berobat ke luar negeri sejak tiga pecan terakhir. Setelah kemarinya (Jum’at 23/11) juga meninggal akibat tidak mendapat izin berobat. Ia meninggal akibat gagal ginjal yang dideritanya. Namun karena minimnya alat medis di Gaza dan ketidak tersediaan obat di sana. Ia diharuskan berobat ke luar Gaza. Tetapi pihak Israel tidak mengizinkanya. Dan akhirnya ia meninggal di pintu perlintasan.
Sumber: Infopalestina