TEHERAN (Arrahmah.id) – Kantor Berita Fars Iran membenarkan bahwa pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dilakukan dengan sebuah rudal yang menghantam kediamannya, menghancurkan sebagian atap dan jendelanya.
Media tersebut menambahkan bahwa penyelidikan mengonfirmasi bahwa ‘Israel’ merencanakan dan melakukan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh.
The New York Times menyebutkan, para pejabat Amerika diam-diam mengakui bahwa ‘Israel’-lah yang membunuh Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (31/7/2024).
Surat kabar tersebut menjelaskan bahwa para pejabat Amerika tetap angkat bicara meskipun faktanya ‘Israel’ tidak mengumumkan bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan menolak mengomentari insiden tersebut secara terbuka.
Di sisi lain, juru bicara militer ‘Israel’ Daniel Hagari mengklaim – pada Kamis (1/8) – bahwa tentara tidak melancarkan serangan udara apa pun terhadap Iran atau negara lain mana pun di Timur Tengah pada Rabu (31/7).
Dia mengatakan – dalam konferensi pers – sebagai jawaban atas pertanyaan tentang pembunuhan Haniyeh, “Kami tidak menyerang Iran melalui udara.”
Dia menambahkan, “Kami membunuh (pemimpin senior Hizbullah) Fouad Shukr di Lebanon, tetapi tidak ada serangan udara ‘Israel’ lainnya di seluruh Timur Tengah setelah itu.”
Secara paralel, The New York Times dan situs Amerika Axios menerbitkan cerita lain, membenarkan tanggung jawab ‘Israel’ atas pembunuhan Haniyeh, tetapi mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan alat peledak yang ditanam oleh agen Mossad di kamarnya, dan diledakkan dari jarak jauh.
Pemakaman di Teheran dan Doha
Pada Kamis (1/8), jenazah Haniyeh disemayamkan di ibu kota Iran, Teheran, dengan kehadiran banyak pejabat dan masyarakat, sementara kerumunan pelayat yang membawa gambar Haniyeh dan bendera Palestina berkumpul di Universitas Teheran (pusat ibu kota) untuk berduka atas Haniyeh. Pemimpin Revolusi Ali Khamenei memimpin shalat jenazah Haniyeh, yang ia gambarkan sebelumnya sebagai “Seorang pejuang terkemuka dalam perlawanan Palestina.
Sebuah mobil yang membawa peti mati Haniyeh dan peti mati pengawalnya, Wassim Abu Shaaban, yang juga menjadi syahid dalam serangan kemarin, melaju di jalanan Teheran.
Jenazah Haniyeh dan para sahabatnya tiba di ibu kota Qatar pada Kamis malam (1/8), di mana Haniyeh rencananya akan dimakamkan di Qatar, yang merupakan kediamannya bersama anggota biro politik Hamas lainnya, setelah shalat Jumat di Masjid Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Doha.
Undangan ke hari Kemarahan
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyerukan “Hari Kemarahan” setelah shalat Jumat, bertepatan dengan pemakaman kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh, di ibu kota Qatar, Doha.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Wahai masyarakat Palestina yang kami banggakan, dan wahai rakyat Arab serta rakyat negara Islam kami, kami menyerukan kepada Kalian untuk melaksanakan shalat ghaib bagi jiwa pemimpin asy syahid Ismail Haniyeh, besok setelah shalat Jumat, di seluruh masjid, sebagai bentuk penghormatan kepadanya, pada perjuangannya, pemenuhannya, dan darah para syuhada.”
Patut dicatat bahwa Hamas dan Iran telah berjanji untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh, sementara kontak internasional dan upaya untuk menenangkan situasi terus berlanjut, karena khawatir konflik di kawasan tersebut akan meluas.
Pada Kamis (1/8), Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan bahwa tanggapan terhadap pembunuhan kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Ismail Haniyeh “tidak dapat dihindari dan entitas Zionis akan menyesalinya.” (zarahamala/arrahmah.id)