Syeikh Abu Abdur Rahman Berbicara Dari Libanon:
Sebelum kejadian baru-baru ini dan peperangan antara musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya di Libanon, seluruh dunia telah menyaksikan kehancuran di Irak, Afghanistan dan Palestina. Masyarakat seluruh dunia, termasuk Hizbullah, sebelum diduduki sedang bermain sepak bola pada saat Gaza dalam serangan. Turisme di Libanon pada waktu itu sedang sibuk dengan perzinahan, club malam dan tidak ada seorangpun mengatakan tentang apa yang terjadi di Gaza dan apa yang terjadi pada ummat Muslim seluruh dunia.
Faktanya, jika diperbolehkan untuk berterima kasih pada Ehud Olmert – dimana itu terlarang – kita akan berterima kasih kepadanya karena telah membangungkan Ummat Muslim. Kita mengetahui dengan baik bagaimana masyarakat Libanon sedang asyik bernyanyi dan berdansa, menghabiskan jutaan uang untuk berjudi, musik dan membangun hotel-hotel yang dipenuhi alkohol juga mempersiapkan menghadapi bisnis wisatawan yang sangat menguntungkan di musim panas.
Tetapi sekarang seluruh turisme telah dibatalkan dan ribuan rakyat Libanon telah berlarian. Sekarang ada darah dan peperangan antara dua musuh Allah dan anak-anak tidak bersalah menjadi korban di antara keduanya.
Kita perlu memahami realitas; tidak ada keraguan bahwa menculik tentara Yahudi di Gaza bukan pemicu peperangan karena rencana mereka untuk masuk ke wilayah Gaza dari sebelum kejadian itu. Mereka ingin menyebabkab kerugian pada Ummat Muslim di semua negeri dan bertujuan untuk merobohkan pemerintahan Hamas. Mereka mempunyai rencana di belakang kampanye mereka dan ingin menggunakan media untuk mendorong rencana mereka yang lebih besar. Kita masih ingat pada saat Yahudi membom Gaza; kita tidak mendengar kutukan sama sekali dari seorangpun, bahkan pemerintahan Arab sekalipun tetapi sekarang media sedang banjir dengan pembicaraan tentang Libanon.
Tetapi sebagaimana yang telah kami katakan, sergapan oleh orang-orang Israel bukanlah karena tentara, mereka mempunyai rencana ini sebelumnya, kita mengetahui dengan baik dari sejarah kami bahwa Yahudi bertujuan untuk menduduki Libanon, Syiria dan bahkan utara Arab yang merupakan sebuah Jazirah bahkan sungai Furat dan kita mengetahui bahwa di antara target jangka pendek Yahudi adalah membuat Hizbullah lemah karena mereka ingin memindahkan karpet dari bawah kaki mereka.
Namun, kita tidak bisa membiarkan diri kita bersemangat atau dengan membiarkan hati kita membimbing kita pada kekeliruan dengan mendukung Hizbullah. Kita perlu mengetahui realitas, dan kita telah mengetahui bagaimana Hizbullah tidak berperang untuk Allah. Mereka mendeklarasikan diri mereka bahwa mereka berperang untuk Libanon, yang didukung oleh rezim yang rusak – Syiria dan Iran – didukung oleh orang-orang yang paling jahat. Kita tidak bisa menyerahkan diri untuk mati karena nasionalisme, jika dua dari entitas Kufur berperang maka bukan saudara kita. Apa yang dilakukan saudara kita nantinya jika kita berpihak dengan salah satu dari mereka.
Jika esensi dari memahami realitas di Libanon terhadap koflik yang kompleks ini, maka Israel tidak menginginkan Hizbullah dihancurkan, tetapi hanya membuatnya lemah karena Hizbullah telah menjadi pelindung untuk perbatasan utara Israel, sepertinya halnya timur dan selatan dilindungi oleh Yordan dan di barat dilindungi oleh Mesir. Pelindung-pelindung ini semua mencegah Mujahidin untuk memasuki wilayah Israel atau memerangi mereka.
Hizbullah adalah pelindung di bagian utara, Israel menginginkan mereka menjadi lebih lemah dan bahkan menginginkan untuk menggantikan mereka dengan sebuah pelindung yang berbeda dari tentara internasional yang mereka lebih percayai, tidak untuk menyebutkan bahwa itu memberikan mereka peluang untuk resolusi 1559 yang termasuk perlucutan senjata dari semua militan di Libanon, yang menjadi fokus pada Sunni dan Mujahidin Palestina di Libanon malahan daripada Hizbullah yang akan melepas perlucutan senjata dengan bergabung dengan tentara Libanon.
Ini adalah realitas, dan jika kita tidak memahaminya, kita tidak akan memahami hukum Syar’i. kita ingat pada saat Al Qaida meluncurkan roket dari selatan Libanon, maka Hizbullah yang bangkit untuk membela Israel dan mengutuknya serta mengancam untuk memotong tangan yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut jika Hizbullah menangkap mereka.
AS juga menginginkan untuk menduduki Iran dengan kekasih mereka (Israel) dan merugikan gambaran mereka, mereka ingin membersihkan gambaran Syi’ah dari semua pengkhianatan mereka di masa lalu dan menjadikan mereka pahlawan Ummat Muslim disamping Mujahidin Iraq dan untuk mengikis Al-Qaidah. Semua media sekarang terfokus pada pemberitaan di Libanon dan telah melupakan tentang kabar di Irak, Afghanistan dan bahkan Gaza.
Tidak ada keraguan bahwa rezim Arab lebih fokus dan lebih menyukai Libanon dan lebih peduli pada mereka daripada Palestina karena mereka mempunyai investasi di Libanon, jutaan dolar telah diinvestasikan oleh para penguasa di sana dan itulah mengapa mereka begitu fokus tentang itu pada saat Palestina tidak berarti apa-apa bagi mereka. Untuk Palestina, mereka akan memberikan beberapa kutukan disana sini dan sama halnya pada saat banyak orang yang terbunuh dan Irak di bombardir, mereka tidak ingin membincangkan masalah itu.
Maka sekarang, Hizbullah telah membuat sebuah isu yang sangat penting, fokus terhadap media internasional. Apakah mereka baik atau buruk? Bisakah kita membantu mereka? Apakah dibolehkan bagi mereka untuk ditangkap? Kita perlu melihat semua ini dari pandangan Islam bukan pada sudut pandang nasionalistik.
Kesalahannya adalah bahwa masyarakat mendukung Hizibullah bukan karena mereka Hizbullah, tetapi karena mereka adalah Hizbul Arabiyyah dan perhatian dari semua nasionalistik bukanlah perhatian kita.
Kejadian-kejadian ini telah mengekspos semua orang, para penguasa, boneka-boneka AS, Syi’ah Rafidha dan semua kejadian ini juga membuat Yahudi lemah di Israel.
Ada banyak cara yang kita bisa menginvestasikan konflik ini untuk perang yang lebih luas. Kesalahan dari banyak Ummat Muslim adalah karena salah satu dari kisah ini, mereka telah melupakan tentang Somalia pada saat kekuatan musuh sedang bersiap untuk masuk Mogadishu, mereka melupakan tentang Sudan, Darfur, juga melupakan tentang Afghanistan, China, Iraq Kashmir. Ummat Muslim pada saat ini telah mulai untuk didikte pada kepentingan mereka.
Konflik ini adalah sebuah bagian panjang perang melawan Islam dan Ummat Muslim. Libanon adalah sebuah ladang antara dua entitas kufur tetapi mereka mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah di antara mereka yang bukan dari bagian konflik.
Masyarakat harus bersabar, kita tidak berperang untuk negeri. Kita berperang untuk menjadikan kalimat Allah tinggi di negeri itu, kita berperang di negeri Muslim untuk meninggikan kalimat Allah, bukan untuk meninggikan kalimat rezim kufur. Kita perlu meyakini bahwa semua ummat Muslim di negeri kita: Iraq, Afghanistan, Libanon, Palestina dan Lainnya. Kita tidak ingin menfokuskan diri kita dengan rezim Arab yang murtad; tidak satupun dari mereka yang membawa panji Islam. Tanah ummat Muslim adalah Amanah (kepercayaan) pada leher kita dan kita akan diminta pertanggungjawaban tentangnya.
Semua peperangan di dunia Muslim adalah untuk mencegah dan melindungi kepentingan kuffar. Kita seharusnya membiarkan Israel dan Hizbullah lemah satu sama lain maka dengan begitu Ummat Muslim mengambil manfaat darinya dan menggunakan kesempatan ini untuk mempersiapkan esok hari. Ummat Muslim untuk menginvestasikan perang ini untuk peperangan panjang guna membebaskan wilayah Palestina dan negeri-negeri Muslim juga tidak membiarkan kuffar memilih untuk menjadikan kita ladang peperangan tidak juga membiarkan media menetapkan agenda kita. (almuhajirun.com)