CAPE TOWN (Arrahmah.com) – Partai berkuasa Afrika Selatan, African National congress (ANC) mengatakan pada Jum’at (6/2/2015) bahwa pihaknya akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk pembebasan dari pendudukan “Israel” – tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin,
“Kehadiran kami di sini adalah untuk meyakinkan orang-orang Palestina bahwa tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi mereka untuk mencapai kebebasan, kami akan berdiri bersama mereka,” anggota senior ANC dan Menteri Dalam Negeri Malusi Gigaba mengatakan pada Jum’at (6/2) saat menyambut aktivis veteran Palestina Leila Khaled di Bandara Internasional OR Tambo.
Dia mengatakan bahwa ANC mengharapkan solusi yang langgeng bagi konflik Israel-Palestina, “[tapi] kami berdiri bersama rakyat Palestina yang tertindas dan mencari keadilan bagi mereka seperti yang kami (warga kulit hitam Afrika Selatan] mendapatkannya,” kata menteri Gigaba pada konferensi pers yang digelar di bandara tersebut.
Gigaba lebih lanjut mengatakan bahwa partainya turut bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina dan bahwa kehadirannya di bandara itu untuk menyambut Khaled merupakan isyarat dukungan dari ANC.
“Kami akan terus mendukung mereka (rakyat Palestina) dengan tegas. Kami tidak punya alasan atas dukungan kami,” kata Gigaba.
Dia juga menambahkan bahwa “nasib sial” bagi siapa saja yang menentang sikap partai dalam hal ini.
Pernyataan Gigaba tersebut nampaknya mengacu pada kelompok-kelompok pro-“Israel” di Afrika Selatan yang memprotes kunjungan Khaled.
Khaled merupakan mantan anggota Front Populer kiri untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang mengambil bagian dalam dua pembajakan pesawat antara tahun 1969 dan 1970.
Khaled membuat sejarah ketika gambar dirinya yang memegang senapan AK-47 dan mengenakan Kaffiyeh Palestina menjadi ikon perlawanan Palestina terhadap pendudukan “Israel”.
Aktivis Palestina tiba untuk sebuah sambutan hangat dari ikon ANC Ahmed Kathrada dan Gigaba di bandara.
Beberapa anggota liga wanita ANC, berpakaian hijau dan hitam, bernyanyi dan berteriak memuji Khaled saat ia tiba.
“Orang-orang Palestina berdiri bersama kami selama hari-hari gelap apartheid, sehingga tidak berlebihan ketika kami datang ke sini untuk menyambut Khaled dalam jumlah besar,” Muhammad Desai dari kampanye BDS mengatakan kepada The Anadolu Agency di bandara.
Dia mengatakan bahwa mereka sangat terharu atas dukungan yang terus menerus dari masyarakat Afrika Selatan.
Khaled diharapkan bisa menangani sejumlah acara penggalangan dana untuk kampanye BDS di beberapa kota selama berada di Afrika Selatan.
“Saya harus menyeka air mata saya karena semua cinta ini,” kata Khaled saat konferensi pers.
Dia mengatakan bahwa ketika Afrika Selatan mendapat kebebasannya pada tahun 1994, bagi Palestina, itu berarti bahwa mereka memiliki tempat tujuan.
“Pendudukan merupakan bentuk terburuk dari terorisme,” katanya mengacu pada klaim “Israel” yang menyebut dirinya sebagai seorang “teroris.”
Tamer Almassari, petugas media dan budaya di kedutaan Palestina di Pretoria, juga menyuarakan sentimen ini.
“Dua puluh tahun lalu, Nelson Mandela dan Ahmed Kathrada juga dituduh sebagai teroris,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.com)