KABUL (Arrahmah.com) – Pemerintah Afghanistan menyambut pemerintahan Biden AS yang baru bergerak untuk meninjau kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban.
Juru bicara kepresidenan Sediq Sediqqi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (23/1/2021) bahwa perjanjian AS-Taliban sejauh ini telah gagal untuk mencapai tujuan yang diinginkan untuk mengakhiri kekerasan Taliban dan melakukan gencatan senjata.
“Taliban tidak memenuhi komitmennya,” katanya.
Pernyataannya menyusul percakapan telepon antara Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS yang baru, dan timpalannya dari Afghanistan Hamdullah Mohib.
Pemerintahan Biden pada Jumat (22/1) mengatakan sedang meninjau kembali kesepakatan antara Washington dan Taliban.
Dalam percakapan dengan Sullivan, Mohib mengatakan bahwa mereka setuju untuk bekerja menuju gencatan senjata permanen dan perdamaian yang adil dan tahan lama di Afghanistan “yang mampu mempertahankan keuntungan selama dua dekade terakhir, melindungi hak-hak semua warga Afghanistan, dan melanjutkan reformasi.”
Dia mengatakan dalam serangkaian tweet pada Sabtu (23/1) bahwa Sullivan menegaskan bahwa kemitraan dengan pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan tetap menjadi prioritas dan kunci tujuan keamanan nasional AS. “Kami akan melanjutkan konsultasi erat dalam beberapa hari dan minggu ke depan,” tambahnya.
Pekan lalu, menyusul pembunuhan yang ditargetkan terhadap dua hakim wanita di ibu kota Kabul, Kedutaan Besar AS memperingatkan Taliban untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil agar perdamaian datang ke Afghanistan.
Peninjauan itu dilakukan di tengah pembicaraan intra-Afghanistan yang macet di ibu kota Qatar, Doha, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik hampir dua dekade di Afghanistan. (Althaf/arrahmah.com)