KABUL (Arrahmah.com) – Seorang tentara AS yang telah lima bulan berada dalam tawanan mujahidin Imarah Islam Afghanistan mengatakan bhwa AS telah kehilangan banyak hal dalam perang Afghanistan ia menyeru kepada orang-orang AS untuk menolong menghentikan otoritas AS melakukan hal yang tak masuk akal ini.
“Aku takut mengatakan kepada kalian bahwa perang ini telah tergelincir dari jari kalian dan akan menjadi perang Vietnam selanjutnya jika masyarakat Amerika tidak berdiri dan menghentikan semua omong kosong ini,” ujar Bowe Robert Bergdahl dalam sebuah video yang baru dirilis oleh mujahidin Imarah Islam Afghanistan, Jumat (25/12). Media AS melaporkan bahwa orang yang berada dalam video tersebut adalah Bergdahl.
Bowe menghilang di wilayah Afghanistan Timur di provinsi Paktia, wilayah yang diyakini sebagai basis mujahidin Imarah Islam Afghanistan, sejak Juni silam. Pria ini menjadi tentara AS pertama yang ditawan Taliban sejak AS melancarkan invasinya 2001 silam.
Pertahanan AS mengumumkan bahwa terdapat kesamaan identitas tentara yang menghilang dan yang muncul dalam video dimana ia menyerukan masyarakat AS untuk mengumpulkan kekuatan agar para tentara AS dapat ditarik mundur dari Afghanistan. “Kalian memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemerintah membawa pulang seluruh tentara AS ke rumah mereka,” ujarnya.
Jurubicara Imarah Islam Afghanistan, Yousuf Ahmadi mengatakan kepada AFP bahwa tentara tersebut tidak mengalami penyiksaan dan kekerasan selama berada dalam tawanan. Menurut laporan CNN, dalam video, Bowe diperlakukan dengan sangat manusiawi, ia disuguhkan makanan dan minuman layaknya tamu.
Ahmadi melanjutkan pihaknya telah merilis video kedua “untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Invasi Afghanistan ini, mereka (para tentara kafir) adalah para penjajah, kami akan menunjukkan bahwa kami adalah pemenang perang ini dan seluruh tentara penjajah akan tewas atau ditangkap seperti ini.”
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton pada bulan Juli lalu mengatakan, “kami akan melakukan apapun untuk mendapatkannya kembali.” Dan Ahmadi mengatakan siap melepaskannya untuk digantikan dengan pelepasan tahanan-tahanan Muslim (mujahidin Afghanistan-red) namun Amerika tidak siap melakukannya. (haninmazaya/prtv/arrahmah.com)