KABUL (Arrahmah.com) – Dalam pidato pertamanya sejak mendarat di Kabul, Jenderal David Petraeus, komandan pasukan salibis AS dan NATO di Afghanistan, menyerukan persatuan untun melawan ‘Taliban’.
Petraeus berbicara di kedutaan Amerika Serikat pada hari Sabtu (3/7), di mana ribuan orang berkumpul untuk memperingati hari libur kemerdekaan Amerika Serikat. Petraeus mengakui misi perang yang dikomandoinya sangat sulit, namun ia masih terlalu percaya diri bahwa pihaknya akan memperoleh kemenangan.
“Ini adalah upaya yang hanya bisa dicapai dengan kesatuan usaha dan tujuan bersama. Sipil dan militer, Afghanistan dan internasional, kita adalah bagian dari satu tim dengan satu misi,” kata Petraeus.
“Pada usaha yang penting ini, kerjasama bukan hal yang opsional.”
Namun Al Jazeera melansir, meskipun menyerukan kesatuan dan persatuan, namun Petraeus tetap memakai dan meneruskan strategi perang yang justru semakin memojokkan aliansi salibis. Ditambah lagi, Petraeus adalah arsitek perang kontra-pemberontakan yang sedang diterapkan AS di Afghanistan saat ini, yang selalu berdalih “keselamatan sipil dan perbaikan pemerintahan, dibandingkan penumpasan ‘militan'”.
Strategi ini memiliki dukungan kuat militer di tingkat tertinggi, tetapi dinilai memperlemah pasukannya untuk membela diri, meskipun pada kenyataannya operasi militer asing semakin memperbesar jumlah korban dari kalangan sipil.
Mengenai rencana operasi musim gugur di Kandahar, pejabat AS dan NATO belum memberikan ketegasan. Petraeus enggan menyebut operasi tersebut dengan “operasi militer”. Ia menyebutnya sebagai “konsep”.
Namun sayangnya, rencana tersebut, apapun namanya tetap tidak berkenan bagi penduduk Kandahar sendiri. Mayoritas penduduk tidak ingin operasi besar NATO terjadi di halaman rumah mereka. (althaf/arrahmah.com)