KABUL (Arrahmah.id) – Menteri Perindustrian dan Perdagangan Imarah Islam Afghanistan, Nooruddin Azizi, berpartisipasi dalam pertemuan bilateral untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Afghanistan dan Uzbekistan di pelabuhan Hairatan.
Dalam pertemuan ini, dilakukan diskusi mengenai peningkatan jam kerja di bea cukai kedua negara, pengembangan dan perluasan kerja sama bilateral dan multilateral di bidang transportasi internasional, penyelenggaraan pameran produk Afghanistan di Uzbekistan, dan investasi Uzbekistan di bidang pertanian, semen, dan industri. pembangkit listrik termal dari sektor batubara.
Akhundzada Abdul Salam Jawad, juru bicara Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, mengatakan: “Mengadakan konferensi komunikasi bisnis dan pameran produk dan produksi Afghanistan di Uzbekistan, pemasangan pemindai untuk pemeriksaan dan peninjauan barang-barang yang mudah rusak di tanah Uzbekistan, fasilitasi tentang penerbitan visa untuk sektor swasta di negara tersebut, peningkatan jam kerja di bea cukai kedua negara, dan pengembangan serta perluasan kerja sama bilateral dan multilateral di bidang transportasi internasional, dibahas.”
Kamar Dagang dan Investasi mengatakan bahwa mengembangkan hubungan perdagangan dengan negara-negara Asia Tengah dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan ekspor dan transit barang-barang Afghanistan melalui jalur ini ke negara-negara Eropa, Tiongkok, dan Rusia, lansir Tolo News (20/3/2024).
Mohammad Younus Momand, wakil pertama Kamar Dagang dan Investasi mengatakan: “Kami mencoba mencari cara bagaimana kami dapat meningkatkan hubungan perdagangan kami dengan Uzbekistan dan menjadikan hubungan transit kami lebih baik. Uzbekistan adalah tetangga strategis yang penting dan mitra dagang kami. ”
Sementara itu, beberapa pedagang mengatakan bahwa meskipun sering terjadi pertemuan antara pejabat Uzbekistan dan otoritas Imarah Islam, para pedagang menghadapi tantangan dalam berdagang dengan Tashkent.
“Negara Uzbekistan tidak menerima ekspor dari Afghanistan dan terdapat masalah seperti karantina, pemeriksaan fisik barang, kurangnya pemindai standar di pihak Uzbekistan, dan juga masalah transit kendaraan antara Afghanistan dan Uzbekistan yang memungkinkan kendaraan kedua negara untuk melakukan perjalanan di wilayah kedua belah pihak dan menciptakan pasar bersama di pelabuhan,” kata Omid Haidari, seorang pedagang.
Pekan lalu, delegasi beranggotakan 30 orang yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Uzbekistan datang ke Afghanistan dan bertemu dengan pejabat tinggi Imarah Islam untuk membahas hubungan politik dan ekonomi bilateral. (haninmazaya/arrahmah.id)