KABUL (Arrahmah.com) – Afghanistan menyatakan telah membongkar operasi intelejen Cina yang berjumlah 10 orang di ibu kota Kabul, menurut para diplomat dan pejabat keamanan di Kabul.
Tindakan ini membuat malu Beijing, yang telah berusaha membujuk pemerintah Ashraf Ghani untuk menutup-nutupi kasus tersebut, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut di Kabul dan New Delhi.
Sepuluh warga Cina yang ditahan Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan diduga kuat terkait dengan operasi spionase dan menjalankan sel teror.
Ini merupakan kali pertama warga negara Cina tertangkap sedang memata-matai Afghanistan. Setidaknya dua dari 10 warga Cina dituduh berhubungan dengan Jaringan Haqqani, kelompok yang bekerja sama dengan Taliban, klaim seorang diplomat senior di Kabul, sebagaimana dilansir Hindustan Times (25/12/2020).
Presiden Ashraf Ghani memberikan wewenang kepada Wakil Presiden Pertama Amrullah Saleh, mantan kepala badan intelijen Afghanistan, untuk mengawasi penyelidikan keterlibatan orang Cina dalam kasus ini.
Amrullah Saleh sendiri kemudian mengadakan pertemuan dengan utusan Cina untuk Kabul, Wang Yu, untuk menjelaskan kepadanya tentang penahanan tersebut.
Afghanistan kemungkinan akan memberikan pengampunan bagi mata-mata Cina jika Beijing mengajukan permintaan maaf resmi karena melakukan pelanggaran norma internasional dan pengkhianatan terhadap kepercayaan Kabul. Jika tidak, diyakini pemerintah Afghanistan akan melanjutkan proses pidana.
Salah satu dari warga Cina yang ditahan, Li Yangyang, menurut seorang pejabat kontra-teror di Kabul, telah melakukan operasi intelejen sejak Juli-Agustus tahun ini. Dia ditangkap oleh NDS Afghanistan pada 10 Desember dari rumahnya di lingkungan Kart-e-Char.
Dari penangkapan itu, Tim NDS menyita senjata, amunisi dan bubuk Ketamine, dan berbagai obat-obatan dari kediamannya saat razia pertama dilakukan pada 10 Desember.
Li dilaporkan telah mengumpulkan informasi tentang Al Qaeda, Taliban, dan Uighur di provinsi Kunar dan Badakhshan, menurut pejabat anti-teror ini
Dari pengembangan atas kasus Li, ditangkap juga seorang wanita Cina bernama Sha Hung, yang mengelola sebuah restoran di Shirpur, Kabul. Di tempatnya ditemukan bahan peledak dan barang-barang yang memberatkan lainnya. Li dan Sha diduga melakukan kontak dengan Jaringan Haqqani.
Selanjutnya ditangkap 8 orang warga Cina lain karena membuat jaringan Gerakan Turkistan Timur Islam (ETIM) palsu di Afghanistan untuk menjebak anggota asli ETIM di Afghanistan.
ETIM adalah kelompok perlawanan muslim Uyghur yang aktif di Xinjiang. Pendirinya, Hasan Mahsum, seorang Uyghur dari wilayah Kashgar Xinjiang, ditembak mati oleh tentara Pakistan pada tahun 2003. Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa Cina menggunakan ancaman ETIM sebagai alasan untuk memberlakukan pembatasan dan diskriminasi pada muslim Uighur. (Hanoum/Arrahmah.com)