DAMASKUS (Arrahmah.com) – Uni Eropa telah menempatkan 13 orang ke dalam daftar sanksi yang mereka susun, termasuk adik Presiden Suriah dan sepupunya yang sangat kaya dan berpengaruh di Suriah ketika tindakan keras pemerintah terus dilakukan untuk merespon pendemo damai dan tank dilaporkan terus dikirim ke kota-kota yang berad adi dekat Deraa.
Paket sanksi diumumkan pada Selasa (10/5/2011), bertujuan untuk menekan Assad untuk menghentikan tindakan keras terhadap pendemo anti-pemerintah yang pecah sejak bulan Maret lalu. Menargetkan berbagai kepala keamanan dan intelijen dalam negeri termasuk pembekuan aset, larangan perjalanan dan embargo senjata.
Maher al-Assad, adik dari presiden Suriah, mengomandoi Garda Republik dan dianggap sebagai orang kedua paling berkuasa di negeri ini. Sanksi Uni Eropa menggambarkan dia sebagai “pengawas utama kekerasan terhadap pendemo”.
Juru bicara Uni Eropa mengatakan bahwa Assad yang bergulat dengan tantangan paling serius terhadap pemerintahannya yang telah berjalan selama 11 tahun, bisa menghadapi sanksi jika ia tidak menghentikan penindasan terhadap rakyatnya.
Rami Makhlouf, sepupu presiden dan pemilik perusahaan ponsel terbesar di Suriah, Syriatel, juga dimasukkan dalam daftar. Makhlouf juga memiliki beberapa konstruksi besar dan perusahaan minyak.
Sanksi Uni Eropa juga menargetkan Muhammad Ibrahim Al-Shaar, Menteri Dalam Negeri, Ali Mamlouk, Kepala Intelijen, dan Abd al-Fatah Qudsiyeh, yang menjalankan intelijen militer.
Puluhan dilaporkan tewas dalam beberapa hari
Meskipun rezim Assad mengklaim telah menarik pasukannya dari beberapa kota, tetapi penindasan terus berlanjut pada Selasa (10/5/2011), ujar aktivis Suriah.
Tembakan berat terdengar di Mouadhamiya, pinggiran barat daya ibukota, Damaskus, lapor Reuters. Sejumlah tentara menjaga pos pemeriksaan di pinggiran kota tersebut, memerintahkan siapa saja yang berusaha masuk ke dalam kota untuk kembali.
Saluran telepon dan akses internet di Mouadhamiya telah diputus selama dua hari terakhir.
Pasukan keamanan melakukan penangkapan massif di Baniyas. Tentara yang didukung tank masuk ke kota Deraa, lokasi di mana terjadi kekerasan terburuk di Suriah.
Pasukan juga masuk ke dalam Inkhil, Jassem, Sanamein dan Nawa sesaat setelah tengah malam.
Kelompok hak asasi manusia, Amnesti Internasional mengatakan pada Selasa (10/5) bahwa 48 orang telah tewas oleh pasukan keamanan Suriah dalam empat hari terakhir, sedangkan kelompok ham lain mengatakan bahwa 757 warga sipil telah tewas sejak Maret lalu, sementara 9.000 lainnya telah ditangkap dan berada dalam tahanan. (haninmazaya/arrahmah.com)