GAZA (Arrahmah.id) – Adik laki-laki pemimpin Hamas yang terbunuh, Yahya Sinwar, bekerja untuk membangun gerakan Perlawanan di Gaza, demikian laporan Wall Street Journal (WSJ).
Upaya perekrutan yang dilakukan Mohammed Sinwar, yang diyakini berusia 50 tahun, menimbulkan “tantangan baru” bagi tentara ‘Israel’ di daerah kantong yang terkepung itu, kata laporan itu pada Senin (13/1/2025).
Sang adik, yang dekat dengan kakak laki-lakinya tersebut, bergabung dengan Hamas di usia muda. Ia juga dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan Mohammad Deif, pemimpin sayap bersenjata gerakan tersebut.
Under Yahya Sinwar’s younger brother, Hamas is recruiting new fighters in Gaza, drawing Israel into a war of attrition https://t.co/H3cVMxa7U2
— The Wall Street Journal (@WSJ) January 13, 2025
Bekerja Keras untuk Menemukannya
Tidak seperti Yahya, menurut laporan itu, Mohammed tidak menghabiskan banyak waktu di tahanan ‘Israel’ – tidak seperti saudaranya – dan sebagian besar beroperasi di belakang layar sehingga membuatnya mendapat julukan ‘Shadow’.
“Kami sedang bekerja keras untuk menemukannya,” kata seorang pejabat senior ‘Israel’ dari Komando Selatan, yang memimpin pertempuran di Gaza.
Mengutip pejabat ‘Israel’, laporan tersebut menyatakan bahwa Mohammed Sinwar adalah salah satu orang yang bertanggung jawab atas penangkapan seorang tentara ‘Israel’, Gilad Shalit, pada 2006. Penangkapan tersebut menyebabkan pembebasan saudaranya dalam pertukaran tahanan lima tahun kemudian.
Dikatakan lebih lanjut bahwa Mohammed Sinwar sekarang adalah komandan paling senior Hamas di Gaza, bersama dengan Izz al-Din Haddad, kepala militer di Gaza utara, menurut analis politik.
Hingga 30.000 Pejuang
Laporan WSJ menyatakan bahwa ‘Israel’ yakin Hamas memiliki “hingga 30.000 pejuang yang terbagi dalam 24 batalyon dalam sebuah struktur yang menyerupai militer negara.”
Tentara ‘Israel’ mengklaim telah membunuh sekitar 17.000 pejuang, dan menahan ribuan lainnya, tambah laporan itu.
Namun, Hamas belum menyatakan berapa banyak pejuangnya yang terbunuh, dan “jumlah anggota baru Hamas juga masih belum jelas.”
Hamas ‘Dalam Posisi Kuat’
Laporan tersebut mengutip pernyataan Mohammed Sinwar yang telah menulis surat kepada mediator gencatan senjata akhir tahun lalu dan mengatakan: “Hamas berada dalam posisi yang sangat kuat untuk mendiktekan persyaratannya.”
Dalam pesan lainnya, ia menulis: “Jika tidak ada kesepakatan komprehensif yang mengakhiri penderitaan seluruh warga Gaza dan membenarkan darah dan pengorbanan mereka, Hamas akan melanjutkan perjuangannya.”
Sekitar 400 tentara ‘Israel’ tewas dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menurut WSJ.
Seorang brigadir jenderal ‘Israel’ yang sudah pensiun, Amir Avivi, mengatakan, “Kita berada dalam situasi di mana kecepatan Hamas membangun kembali dirinya lebih tinggi daripada kecepatan IDF membasmi mereka,” catat laporan itu.
“Mohammed Sinwar mengatur segalanya,” imbuh Avivi. (zarahamala/arrahmah.id)