ACEH BESAR (Arrahmah.com) – Dewan Da’wah Aceh saat ini sedang menyiapkan kader-kader da’i yang nantinya akan berda’wah dan ditempatkan di daerah perbatasan Aceh. Persiapan para da’i tersebut dilakukan oleh Dewan Da’wah Aceh salah satunya dengan mendirikan Lembaga Pendidikan Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Dewan Da’wah Aceh.
“ADI Dewan Da’wah Aceh ini mempunyai misi membantu percepatan pelaksanaan syariat islam, mengantisipasi pendangkalan akidah dan penyebaran aliran sesat, penyediaan tenaga da’i yang mampu dan mau menjadi imam, khatib dan membimbing ummat agar tegaknya amar ma’ruf nahi mungkar serta bersedia bertekus lumus bersama umat yang dibinanya,” kata Wakil Ketua Dewan Da’wah Aceh sekaligus Direktur ADI, Dr. Muhammad AR, M.Ed, Senin (24/8/2015) usai memberikan pengarahan saat membuka Massa Ta’aruf Mahasiswa (MASTAMA) kepada mahasiswa baru ADI di Markaz Dewan Da’wah Aceh, Gampong Rumpet Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar. MASTAMA ini akan berlangsung selama 5 hari mulai 24 sd 28 Agustus 2015.
Dia mengatakan untuk tahun ini ADI Dewan Da’wah Aceh menerima 23 mahasiswa yang berasal dari daerah rawan aqidah seperti Simeulue, Singkil, Aceh Tenggara dan Subulussalam. Ke-23 mahasiswa tersebut telah dinyatakan lulus oleh tim verifikasi.
Dari Subulussalam sebanyak 13 orang, Aceh Singkil 1 orang, Simeulue 7 orang dan Aceh Tenggara 2 orang. Semua mahasiswa ini akan diasramakan. Sedangkan untuk biaya kuliah, biaya asrama dan biaya makan digratiskan.
Sementara pada Tahun Ajaran 2014 ADI Dewan Da’wah Aceh telah menampung 10 orang mahasiswa dan satu diantaranya berasal dari Malaysia. Jadi jumlah mahasiswa yang sudah mendapatkan pendidikan gratis dari Dewan Da’wah Aceh ini sebanyak 33 orang. Dan semua mereka ini berasal dari keluarga kurang mampu, dhuafa, yatim dan anak muallaf.
“Kita berharap mereka akan menjadi penegak amar ma’ruf nahi mungkar dan mengantisipasi pendangkalan akidah di daerah mereka tinggal setelah selesai kuliah nanti,” ungkap Muhammad AR.
Sementara itu Sekretaris ADI, Dr. Abizal, Lc, MA menjelaskan tenaga pengajar di ADI merupakan lulusan S2 dan S3 dari kampus IIUM, UPM, UM Malaysia, Omdurman Sudan, Al-Azhar Mesir, Universitas Islam Madinah, UIN Ar-Raniry dan Unsyiah. Juga alumnus dari pesantren tradisional seperti Pesantren Lueng Ie (Tgk Iskandar Budiman), Abu Tanoh Mirah (Tgk. Ajidar), MUDI Samalanga (Tgk. Junaidi Ibrahim) dan Pesantren Lhok Nibong (Tgk. Jamaluddin Thayib).
“Masa belajar mareka di ADI selama 2 tahun, kemudian diseleksi kembali untuk kuliah program Strata Satu (S-1) di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohd Natsir di Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,” tutup Ustadz Abizal. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)