JAKARTA (Arrahmah.com) – Dosen UI Ade Armando yang juga dikenal sebagai pendukung Presiden Joko Widodo mengingatkan Presiden agar mengevaluasi keberadaan Ali Mochtar Ngabalin sebagai corong komunikasi istana.
Manurut Ade, Ngabalin justru bisa berpotensi membahayakan Jokowi di Pilpres 2019, utamanya terkait citra Jokowi sebagai pemimpin demokratis.
Ade menyebut, potensi bahaya Ngabalin ada pada pernyataannya yang menyamakan gerakan #2019GantiPresiden dengan gerakan makar.
“Ngabalin pandangannya berbahaya dilihat dari sisi HAM dan demokrasi. Walaupun tidak secara jelas mengatakan tapi argumen [makar] itu mengarah pada pelarangan #2019GantiPresiden. Itu bertentangan dengan prinsip kebebasan berekspresi,” kata Ade, lansir CNNIndonesia.com, Kamis (30/8).
Ade juga menyampaikan kritik terhadap Ngabalin melalui akun facebooknya. Ade meminta Jokowi agar menegur Ngabalin atas label makar terhadap #2019GantiPresiden.
“Ali mungkin ingin menunjukkan kesediannya untuk membela Jokowi secara total, tapi apa yang dilakukannya justru memalukan. Di mana logikanya bahwa sebuah gerakan untuk mengganti Presiden disamakan dengan gerakan makar?” tulis Ade.
Ngabalin adalah Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Presiden. Pada Pilpres 2014, dia salah satu anggota tim pemenangan Prabowo Subianto yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Di kubu Jokowi saat ini Ngabalin sering mengeluarkan pernyataan untuk menangkis isu yang menyudutkan pemerintah. Yang terbaru, Ngabalin menyamakan gerakan #2019GantiPresiden dengan gerakan makar.
“Ini [#2019GantiPresiden] makar ini. Ini adalah gerombolan pengacau keamanan. Saya yang bilang,” kata Ngabalin dalam acara Layar Pemilu Terpercaya di CNN Indonesia TV, Senin (27/8).
Ade menilai gerakan #2019GantiPresiden bukan makar, melainkan lazim terjadi di negara demokrasi.
Menurutnya, gerakan #2019GantiPresiden normal dalam kompetisi menuju Pilpres 2019 yang kurang dari satu tahun lagi.
(ameera/arrahmah.com)