MESIR (Arrahmah.com) – Situs web Revolusi Wiki, yang berafiliasi dengan Pusat Mesir untuk Hak Ekonomi dan Sosial, telah melaporkan bahwa 27 pengadilan militer, serta 339 pengadilan pidana, telah terjadi sejak kudeta Mesir, yang dipimpin oleh mantan Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al-Sisi terhadap presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi, pada tanggal 3 Juli 2013 lalu, lansir Al-Resalah pada Selasa (1/4/2014).
Situs itu mencatat bahwa lebih dari 10.000 lawan politik telah menghadapi tuduhan, di mana 1.000 diantaranya dibebaskan dan 3.000 dihukum dengan berbagai tuduhan, sedangkan sebagian besar terdakwa lainnya masih diadili.
Revolusi Wiki menunjukkan bahwa jumlah tahanan anti-kudeta sejak tersingkirnya Presiden Mursi adalah sekitar 21.000 orang, menekankan bahwa penangkapan terus berlangsung hampir setiap hari di daerah di mana ada dukungan yang kuat untuk aliansi legitimasi.
Perlu dicatat pula bahwa dua pekan lalu, kantor berita Associated Press melaporkan bahwa ada sekitar 16.000 orang yang telah ditahan sejak kudeta terhadap Presiden Mursi, berdasarkan informasi dari dua pejabat kementerian dalam negeri dan dua pejabat dari angkatan bersenjata tentang jumlah lawan politik yang ditahan selama delapan bulan terakhir.
Para pejabat itu juga mengungkapkan bahwa jumlah tahanan tersebut termasuk 3.000 tahanan dari pimpinan atas dan tengah Ikhwanul Muslimin. Selain itu, ratusan perempuan dan anak-anak juga telah ditangkap karena mengambil bagian dalam aksi protes dan kini dipenjara.
Jumlah warga Mesir yang ditahan saat ini merupakan yang tertinggi dalam lebih dari dua dekade. Terdapat hingga 30.000 tahanan di penjara-penjara Mesir, sebagian adalah aktivis Islam, selama pemerintahan mantan presiden diktator Husni “Mubarak”.
Badan ini menambahkan bahwa laporan hak asasi manusia juga telah mendokumentasikan tahanan, termasuk perempuan dan anak-anak, menghadapi peningkatan pelanggaran di tengah-tengah interogasi tentang peran jaksa penuntut umum dalam menyelidiki mereka, serta tuduhan yang semakin dibuat-buat. (banan/arrahmah.com)