PALESTINA (Arrahmah.com) – Saat ini ada 1.500 tahanan Palestina yang sakit di penjara “Israel”, ungkap Departemen Urusan Tawanan Palestina pada Kamis (2/10/2014), menekankan bahwa jumlah ini terus meningkat karena kelalaian medis dan kurangnya perawatan, lapor Ma’an.
Departemen itu mengatakan dalam sebuah laporan bahwa dari banyak tahanan yang sakit, 25 di antaranya menderita kanker, 65 lumpuh, 20 tahanan yang ditahan di rumah sakit Al-Ramla dengan “kondisi komplikasi,” dan 18 menderita kondisi psikologis dan saraf.
Laporan itu menggarisbawahi kondisi medis dan sanitasi yang buruk yang dialami oleh lebih dari 7.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara “Israel”, termasuk lebih dari 500 orang yang ditahan tanpa tuduhan yang jelas ataupun pengadilan.
Laporan itu menambahkan bahwa karena kelalaian medis, banyak nyawa para tahanan yang sekarang dalam bahaya, termasuk di antaranya ialah Yusri Al-Masri, Mansour Muwqada, Khalid Shawish, Nahed Al-Aqraa, Mutasem Radad, Muhammad Barash, Alaa al-Hams , Riyad Al-Umur, Salah Al-Titi, Khader Dabaya, dan Fawwas Baara dan banyak lainnya.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa lebih dari 30 persen dari 206 tahanan yang telah meninggal di penjara “Israel” menderita penyakit, di samping banyak mantan tahanan yang meninggal karena tak lama setelah dibebaskan.
Panitia mengatakan bahwa kondisi kesehatan para tahanan membutuhkan intervensi mendesak dan khusus oleh lembaga-lembaga kemanusiaan dan internasional untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Laporan ini mengidentifikasi sejumlah bentuk kelalaian pasukan penjajah “Israel” terhadap para tahanan “Palestina”, termasuk:
- Menghambat operasi dan perawatan yang diperlukan.
- Kurangnya dokter spesialis di klinik penjara.
- Kurangnya rumah sakit yang tepat untuk menerima dan merawat para tahanan, menambahkan bahwa “rumah sakit Al-Ramla dianggap sebagai salah satu yang terburuk.”
- Perundingan dengan tahanan untuk membayar pengobatan mereka dengan biaya sendiri.
- Memindahkan tahanan yang sakit tidak dengan ambulans.
- Kondisi yang buruk dari pusat penahanan di mana para tahanan sakit dipenjara, termasuk pusat-pusat penahanan Ashkelon, Negev, dan Nafha.
- Tidak memberikan tes medis rutin terhadap para tahanan yang sakit.
- Tahanan yang sakit mendapatkan perlakuan buruk dan kejam bersama dengan tahanan lainnya, termasuk serangan gas air mata dan pemukulan.
(banan/arrahmah.com)