BOGOR (Arrahmah.com) – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Bogor pada Rabu (1/1/2020) menyebabkan 16 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.
Hingga Ahad (5/1) pengiriman bantuan dan upaya untuk membuka akses menuju desa di Kecamatan Sukajaya, wilayah terdampak bencana longsor, terus dilakukan.
Sebelum ini Wakil Bupati (Wabup) Bogor Iwan Setiawan mengatakan, berdasarkan foto yang didapat saat pemantauan udara, ada sekitar 100 titik longsor di Sukajaya, Bogor, serta diduga kuat dua kampung penduduk ‘hilang’ atau rata dengan tanah disapu tanah dan air saat longsor.
“Berdasarkan pemantauan tim saat menyalurkan bantuan logistik dan obat-obatan dengan helikopter kemarin, ada 100 titik bencana alam longsor. Sedangkan hasil pemantauan tim dan pihak Kecamatan Sukajaya ada dua kampung yang rata dengan tanah di Kampung Kubangan dan Kampung Kembangan, Desa Pasir Madang,” kata Iwan kepada wartawan di Mako Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cibinong, Sabtu (4/1/2020) lalu.
Wabup juga memastikan, bahwa jajarannya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) akan menghitung berapa ruas jalan dan jembatan yang rusak di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten itu. Perkiraan sementara, butuh Dana Alokasi Khusus (DAK) minimal Rp 1 triliun untuk memperbaiki infrastruktur jalan, jembatan, serta fasilitas publik lainnya.
Berdasarkan informasi dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat terdapat enam desa di Kecamatan Sukajaya terisolir akibat jalan akses tertutup longsor yakni Desa Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, Cileuksa dan Pasir Madang.
Adapun Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sejak Sabtu (4/1) telah mengirimkan 6 alat berat ke lokasi longsor di Kecamatan Sukajaya, yaitu 6 excavator, 1 loader, dan 1 bulldozer.
(ameera/arrahmah.com)